Pekanbaru Belum Terlepas dari Gizi Buruk

Pekanbaru | Kamis, 12 April 2018 - 11:21 WIB

(RIAUPOS.CO) - Permasalah gizi buruk belum mampu dituntas Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Setiap tahun selalu ada ditemukan kasus kekurangan asupan mengandung energi dan protein dialami anak-anak di Kota Bertuah.

Berdasarkan data yang dihimpun Riau Pos dari Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, di tahun 2016 lalu terdapat 12 kasus gizi buruk yang diderita anak-anak. Di tahun berikutnya angka ini mengalami penurunan, dimana hanya ditemukan 9 kasus gizi buruk.

Baca Juga :Drainase Pasar Induk Harus Segera Dibangun

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Diskes Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy Saragih tak menampik selalu ada kasus gizi buruk yang ditemukan. Namun untuk sepanjang tahun ini, pihaknya belum mendapati ada warga Pekanbaru yang terserang kasus tersebut.

“Tahun dulu memang ada, tapi untuk sekarang belum ditemukan,” ungkap Zaini kepada Riau Pos, Rabu (11/4) kemarin

Meski belum dijumpai penyakit yang lebih dikenal dengan sebutan kwashiorkor dalam dunia medis, Zaini menyampaikan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kegiatan di pos pelayanan terpadu (Posyandu). Karena menurutnya, dari sanalah awal penyakit itu bisa terdeteksi.

Selain itu ditambahkan dia, pihaknya juga memberikan penyuluhan melalui pelayanan kesehatan, serta melatih kader-kader kesehatan yang nantinya akan menyampaikan pemahaman tentang gizi buruk kepada masyarakat.

 “Posyandu itu tempat pelayanan kesehatan yang kita sediakan bagi anak-anak. Di sana bisa terdeteksi Balita yang menderita gizi buruk, karena kita mulai melakukan pemantau tumbuh kembang anak di Posyandu,” imbuhnya

Apabila ditemukan ada warga Pekanbaru yang menderita gizi buruk‎ lanjut pria yang akrab disapa Dokter Bob, ‎pihkanya akan langsung mengambil tindakan dengan memberikan perawatan dan tindakan medis.

“Kita punya panti pemulihan gizi di Puskesmas Melur. Setiap ada kasus pasti ditindaklanjuti, kita akan melakukan pemulihan dan merawatnya, serta pemberian makanan tambahan (PMT). Tahun lalu PMT ini tidak ada, tapi kini sudah kita usulkan anggarannya,” papar Zaini

Khusus di Pekanbaru katanya, persoalan gizi buru yang ditemukan bukan akibat kekurangan asupan makanan. Akan tetapi lantaran ada faktor penyakit kelainan bawaan dari lahir. Di antaranya, hydrocepallus, kelainan jantung dan kelainan usus yang berdampak pada penyerapan makanan.

“Gizi buruk itu banyak faktornya. di Pekanbaru itu umumnya karena penyakit bawaan dari lahir, ‎bukan kekurangan asupan makanan. Dalam penanganannya kita kerap mengalami kesulitan, karena orang tuanya sering berpindah-pindah sehingga sulit melacaknya,” ujarnya.(gem)

Laporan RIRI RADAM, Kota









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook