Hasil panen melimpah dan pemasaran yang gampang dengan harga jual bagus, membuat petani semangka senang.
----------------------------------------------------------------------------------
(RIAUPOS.CO) - LATIF (44) tidak sendirian menjadi petani semangka di Jalan Melati, Kecamatan Tampan. Ada banyak petani yang juga membuka kebun semangka di sekitar Jalan Melati dan Jalan Naga Sakti, Kecamatan Tampan.
Dengan hasil sekali panen mencapai 15 ton, Latif dan petani lainnya tidak kesulitan untuk memasarkan. Sudah ada tauke yang akan mengambil semangka petani saat panen tiba. Selain itu, ada juga masyarakat sekitar yang langsung datang ke kebun dan membeli semangka. “Saya dan petani-petani semangka di beberapa daerah sekitaran Jalan Naga Sakti sampai Jalan Melati ini sudah ada tauke yang biasa mengambil semangka kami saat panen tiba. Jadi, untuk pemasaran, kami tidak begitu pusing,’’ kata Latif, Kamis (26/4).
Tetangga sekitar sini juga sering beli semangka langsung ke kebun. Karena kalau beli di sini langsung, harganya bisa lebih murah. ‘’Ada yang untuk dikonsumsi sendiri, ada juga yang untuk dijual kembali. Seperti di pinggir jalan di sepanjang Jalan Melati ini, banyak yang berjualan semangka. Itu semangkanya dari para petani semangka daerah sini,” sebutnya.
Menurut pria asal Lampung ini, untuk di Kota Pekanbaru, satu hingga dua tahun terakhir ini sudah tidak pernah kekurangan pasokan semangka karena sudah banyaknya petani semangka di Pekanbaru. Seperti Latif dan enam petani semangka lainnya di sekitaran Jalan Naga Sakti dan Jalan Melati, Panam.
Untuk bertani semangka di Pekanbaru, menurut Latif sangat tepat. Karena sesuai dengan cuacanya. Didukung juga dengan pemasarannya juga sudah sangat baik sehingga para petani tidak kesulitan harus mencari pasar.
Dalam sekali panen, Latif bisa panen semangka sampai 15 ton. Namun itu tidak bisa dipastikan akan sama dengan panen selanjutnya. Karena semua kembali lagi kepada cuaca saat tanam hingga panen. Bagi Latif, terkadang ia bisa memanen sampai lima belas ton, terkadang tujuh ton, bahkan bisa juga hanya lima ton.
“Kalau untuk menjelang Ramadan sampai bulan Ramadan, itu biasanya harganya tinggi karena permintaan buah semangka dari pasar dan minat beli masyarakat juga tinggi. Kalau kata tauke yang biasa mengambil panen di kebun, itu menjelang ramadan peningkatan permintaan bisa sampai 100 persen. Misalnya permintaan itu 100 ton, di Ramadan bisa sampai 200 ton. Semua semangka itu bisa didapat dari para petani semangka sekitar sini,” tutur Latif.
Tapi sebagai petani, Latif dan banyak petani semangka lainnya di sekitar wilayah tersebut hanya mengetahui seputar mengolah lahan perkebunan, kemudian panen, terus tanam lagi dan begitu terus.