PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Dana bantuan operasional sekolah daerah (Bosda) untuk sekolah SMA/SMK sederajat di Riau hingga saat ini tak kunjung cair. Dinas Pendidikan (Disdik) Riau saat ini masih berkutat pada aturan yang perlu dipayungi oleh peraturan gubernur (Pergub).
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Riau Kaharuddin saat dikonfirmasi melalui sekretaris Disdik Riau Ahyu Suhendra mengatakan, pencairan dana Bosda untuk SMA/SMK swasta tersebut masih terbentur pada aturan, sehingga perlu dibuat Pergub terlebih dahulu.
"Pembayaran Bosda untuk SMA/SMK swasta belum dilakukan, karena kami masih mempersiapkan Pergubnya karena ada pergeseran anggaran. Sebab Bosda SMA/SMK swasta sebelumnya yang masuk dalam belanja langsung (BL), sekarang digeser menjadi belanja tak langsung (BTL)," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, awalnya memang pihaknya menargetkan bahwa dana Bosda untuk SMA/SMK swasta ini sudah bisa dibayarkan sebelum Idulfitri 1441 Hijriah tahun ini, namun karena terdapat kendala tersebut maka belum bisa dilakukan. Untuk itu, pihaknya akan mengupayakan Pergub tersebut selesai secepatnya, sehingga Bosda SMA/SMK swasta bisa segera disalurkan.
"Saat ini sedang kami upayakan secepatnya. Karena selain harus mempersiapkan Pergubnya, beberapa syarat administrasi dan dokumen-dokumen penting lainnya juga harus disiapkan,"
sebutnya.
Menurut Ahyu, pembayaran Bosda untuk SMA/SMK swasta ini berbeda dengan pembayaran Bosda untuk SMA/SMK negeri. Pasalnya, Bosda SMA/SMK negeri masuk dalam belanja langsung dan sudah sesuai peruntukannya.
"Kalau dana Bosda SMA/SMK negeri dicairkan secara otomatis, dana Bosda SMA/SMK swasta tidak bisa dicairkan karena dana tersebut masih dalam bentuk belanja langsung," ujarnya.
Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, melalui Dinas Pendidikan tahun ini menganggarkan dana Bantuan operasional sekolah daerah (Bosda) sebesar Rp428,995 miliar. Jumlah tersebut naik dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp250,270 miliar. Dengan dana tersebut, sekolah SMA sederajat negeri tahun ini akan menerapkan sekolah gratis.
Untuk sekolah negeri, dana Bosda yang dikeluarkan sebanyak Rp305,325 miliar yang diberikan kepada 190.855 siswa. Kemudian sekolah swasta Rp24,763 miliar, guru tidak tetap Rp 95,832 miliar untuk 3.630 guru, siswa miskin Rp1,012 miliar untuk 920 orang, dan komunitas adat terpencil Rp671 juta untuk 610 orang. (sol)