DAMPAK COVID-19

Berbagi Sayur dari Kawan untuk Kawan

Pekanbaru | Senin, 11 Mei 2020 - 10:00 WIB

Berbagi Sayur dari Kawan untuk Kawan
Petani sayur Tiar Irawan (kanan) saat membagikan sayur mayur kepada kawan sekomunitas, Jumat (8/ 5/2020). (SOFIAH/RIAUPOS.CO)

MARPOYAN DAMAI (RIAUPOS.CO) -- Peduli sesama manusia menjadi bagian penting dalam setiap individu. Contoh sikap berbagi kepada orang saat pandemi Covid-19 bis ditiru dari petani sayur di Jalan Adi Sucipto, Kelurahan Mahatahu, Kecamatan Marpoyan Damai.

Lokasinya tak jauh dari pusat Kota Pekanbaru. Jika dari KH Nasution, belok kiri ke Jalan Inpres, begitu mendapati Gg ikhlas, di situlah lokasi perkebunan sayur mayur berada.


Lokasinya memang belum sepenuhnya beraspal. Sehingga, saat musim hujan tiba, tanah hitamnya becek. Namun, hamparan kebun sayur mayur membuat mata menjadi sejuk.

Mayoritas penduduk di sana, didominasi petani sayur. Menarik, salah satu petani sayur di sana membantu dengan berbagi terhadap kawan komunitas. Salah satunya petani yang bernama Tia Irawan (33).

"Terdorong membantu karena di musim corona ini masyarakat dianjurkan untuk banyak makan sayur. Maka dari itu saya tergerak untuk berbagi pertama ini untuk teman satu komunitas saya yaitu Pondok Belantara," sebutnya pad Riau Pos saat dijumpai di kebunnya pada Jumat (8/5).

Menurutnya, kegiatan berbagi sayur akan terus dilaksanakan. Sebelumnya kegiatan berbagi dari kawan untuk kawan sudah berlangsung sejak Salasa (5/5). Adapun sayur yang dibaginya yaitu kangkung, bayam, selada, sawi, dan lainnya.

"Kita butuh sayur mayur untuk energi. Karena produksi dari kebun yang kebetulan di belakang rumah dapat dikatakan tidak terkontaminasi dari virus," ucapnya yang bekerja sejak 2016.

Pria yang memiliki satu anak itu mengungkapkan sejak adanya Covid-19, pendapatan dikatakan melonjak. Meski tak seberapa namun ada kenaikan.

Ia memiliki 30 petak tanah. Permintaan tergantung dari pemeran. Biasanya dalam sehari untuk permintaan sawi diminta 150 ikat, kemangi 75 ikat, bayam merah 50 ikat, bayam merah 50 ikat.

"Panghasilan selama corona stabil. Karena masyarakat harus mengkonsumsi sayur. Harga standar sawi seribu, bayam merah dan hijau seribu, kemangi per ikat Rp800. Sehari bisa mencapai Rp300 ribu per hari. Namun, untuk harga paling anjlok bisa mencapai Rp500 per ikat," jelasnya.

Lebih jauh, semua kegiatan bertani dikerjakan sendiri. Katanya, saat musim penghujan sekarang ini bagus untuk bercocok tanam, karena tidak terlalu banyak mengeluarkna biaya.

Sementara itu diwaktu yang sama, rekannya dari Pondok Belantara, Bie Kiboe, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan rekan sekomunitasnya.

"Turut mengapresiasi sebab sayur banyak manfaatnyau untuk tubuh. Selain itu dari hasil yang dibagi oleh Tiar, pun dibagikan kepada teman-teman satu kos-nya di Air Dingin," tutur pria berambut gimbal.(s)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook