Untuk memastikan keamanan makanan yang diperjualbelikan di pasar-pasar Ramadan, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Pekanbaru gencar melakukan operasi.
Seperti halnya yang dilakukan di dua pasar seperti Pasar Sail dan Pasar Palapa, Kecamatan Lima Puluh, Kamis (9/5) sore.
Di sana petugas langsung bergerak mendatangi para penjual takjil dan membeli takjil dengan jumlah yang diperlukan untuk dilakukan uji sampling di lokasi.
Waktu pelaksanaan membeli bahan uji sampel, petugas juga tidak lupa melakukan pendataan identitas penjual dan bahan-bahan makanan yang dibuat.
Kepada petugas para pedagang mengatakan bahwa, kebanyakan makanan seperti mi yang dijual mereka rata-rata dibeli dari grosir. “Ya, mi ini saya beli dari grosir,” kata Imah pedagang di Pasar Palapa.
Kepala Bidang Pemeriksaan BBPOM Pekanbaru Ane mengatakan bahwa dari dua tempat, sedikitnya ada masing-masing 30 sampel makanan dan minuman takjil yang dilakukan uji coba mereka.
“Kami bergerak menggunakan mobil operasional laboratorium keliling, untuk menguji empat bahan berbahaya (formalin, boraks, rhodamin B, metanil yellow) pada pangan,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, uji makanan tersebut tujuannya, agar menu berbuka yang dibeli masyarakat layak dikonsumsi dan tidak mengandung bahan berbahaya.
Pihaknya ingin mengetahui apabila ada temuan makanan mengandung bahan pengawet yang berbahaya. Maka, perlu diketahui apakah pedagang yang memproduksi sendiri, makanan tersebut atau dibeli di grosir.
“Ya, kalau ada ditemukan tentunya perlu kami telusuri lebih jauh, apakah yang bersangkutan tahu itu bahan berbahaya atau tidak,” ungkap Ane.
Ia menuturkan, ada bahan pengawet yang diperbolehkan digunakan untuk makanan. Karena itu, pihaknya hanya ingin melakukan operasi makanan yang menggunakan bahan berbahaya.
“Kalau menggunakan bahan berbahaya akan merusak tubuh yang mengonsumsi secara akumulasi, dari pemeriksaan di dua pasar tidak ada ditemukan bahan yang membahayakan,” terang Ane.
Kemudian, apabila dikonsumsi secara rutin dijelaskannya, akan dapat mengakibatkan terkena kanker, kerusakan organ hati. Pasalnya kata dia lagi, bahan formalin itu membuat organ tubuh terkena iritasi dan berefek samping sangat berbahaya.
Sementara itu, Sonya PFM Ahli Muda dari Bidang Informasi dan Komunikasi BPOM Pekanbaru mengatakan, dalam operasi kali ini pihaknya juga melakukan sosialisasi KIE melalui pemasangan spanduk, penyebaran leaflet dan KIE langsung oleh petugas BBPOM di Pekanbaru.
Operasi ini lanjutnya, akan dilakukan di tempat berbeda secara acak baik di Pekanbaru maupun di kabupaten atau kota se-Riau.
“Operasi ini akan terus kami lakukan selama Ramadan, bagi masyarakat yang ingin memperhatikan bahan-bahan yang digunakan produsen. Maka dapat menerapkan, ingat pangan aman, ingat cek klik, cek kemasan, cek label dan cek izin edar. Kemudian, cek kedaluwarsa dan nomor formalin, nomor boraks, nomor Rhodamin B serta nomor metanyl yellow,” jelasnya.
Pihaknya juga menyediakan call center di Halo BPOM 1500533. Kemudian untuk informasi dapat dilihat Ayocekbtp play store.
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Sementara itu, pihak Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru bersama instansi terkait lainnya, masih akan turun di pasar-pasar Ramadan. Sidak tersebut dilaksanakan untuk memberikan kepastian keamanan takjil berbuka puasa yang dijual masyarakat.
Kepala Bidang Perdagangan DPP Kota Pekanbaru Nelwaty mengatakan pengawasan jajaran takjil di pasar dadakan tersebut bakal dilaksanakan secara intens. Diharapkan makanan dan minuman berbuka puasa yang dijual masyarakat, aman dari bahan berbahaya.
Targetnya masih ada sebanyak lima pasar Ramadan. Seperti diketahui ada ratusan titik penjual takjil berbuka puasa di Kota Pekanbaru. “Masih turun lagi nanti, lima pasar Ramadan lagi,” ujar Nelwaty kepada Riau Pos kemarin. Sebelumnya pihaknya telah turun ke pasar Ramadan dan mengambil contoh makanan dan minuman dijadikan sampel.(ade)