PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur H Riau Edy Natar Nasution mencanangkan gerakan daerah dalam rangka penyediaan pangan melalui program ekstra peningkatan produksi padi di Riau. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengurangi ketergantungan Riau dengan daerah lain dalam pemenuhan bahan pokok.
“Ini merupakan gerakan daerah, kami meluncurkan program ekstra yang langsung kita mulai dari sekarang, dengan target sasaran, dengan harapan mulai menampakkan hasil berupa peningkatan produksi padi pada 2024 dan juga berkelanjutan pada tahun berikutnya,” kata Edy Natar.
Mengacu data BPS, sesuai angka tetap 2022 dan angka sementara 2023, produksi beras Riau sekitar 213 ribu ton, di mana Riau baru dapat memenuhi kebutuhan beras sekitar 25 persen dari produksi sendiri. Sementara itu target pada akhir periode RPJMD (2024) harus bisa mencapai 50 persen.
“Dengan sisa waktu ini, memang sulit bagi kita mencapai target sasaran sebesar itu, namun justru kita harus bertindak cepat dengan melaksanakan program ekstra, terutama dalam bentuk gerakan daerah secara bersama-sama,” tambahnya.
Untuk itu, lanjut Edy Natar Nasution, perlu diambil langkah-langkah strategis guna mengatasi akar permasalahan mengapa saat ini Provinsi Riau sulit mencapai target produksi pangan, khususnya padi yang menghasilkan beras.
“Setelah kami cermati di lapangan dengan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, permasalahan dan kendala utama kita adalah keterbatasan infrastruktur pertanian, yaitu fungsi sistem irigasi yang belum memadai. Ketersediaan air merupakan faktor terpenting bagi para petani untuk menjaga produksi terutama melalui skenario teknis peningkatan Indeks Pertanaman (IP) Padi. Kita harus mampu menanam minimal dua kali setahun, sehingga ketersediaan air adalah kuncinya, sementara, saat ini fungsi jaringan irigasi di Provinsi Riau masih belum optimal, bahkan hanya tiga puluh persen yang berfungsi dengan baik dan mungkin malah di bawah itu,” katanya.(gem)
Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru