CATATAN PINGGIR KEPARIWISATAAN 3/II

Memilih Cara untuk Diingat

Pekanbaru | Senin, 10 April 2023 - 10:06 WIB

Memilih Cara untuk Diingat
RIYONO GEDE TRISOKO. (ISTIMEWA)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Syawalan atau dikenal dengan Hari Raya Idulfitri sudah dekat, banyak pelaku usaha menaruh harapan masyarakat akan mengeluarkan tabungannya agar dapat mensyukuri hadirnya bulan Syawal. Pemerintah sendiri pascamasa Covid-19 sudah mengantisipasi akan terjadinya lonjakan mudik sebanyak 15 persen. Oleh karenanya, di sana-sini tampak persiapan dan antusias yang dilakukan masyarakat dalam rangka menyiapkan Lebaran agar  terasa istimewa ini karena sudah ditunggu selama dua kali Lebaran.

Idulfitri sebagai tradisi keramaian yang ditunggu, benar-benar menjadi harapan bagi  setiap bisnis termasuk bisnis pariwisata, kesempatan ini  harus mengeluarkan jurus baru sebagai semangat untuk merebut pasar, menggaruk dan  menangguk cuan dimusim belanja.


Pada tatan pinggir kali ini, penulis hendak berbagi pengalaman tentang pentingnya kita selaku pelaku pariwisata memiliki cara baru di dalam mengisi hari-hari ramai yang setiap peristiwanya adalah event yang layak dipestakan, di mana hari raya adalah saat di mana masyarakat begembira yang  ending-nya adalah melakukan perjalanan silaturahmi dengan semua bekal dan semangat yang baru.

Menjadikan silaturahmi sebagai momen adalah strategi yang harus diyakini bernilai bagi rejuvinasi guna menumbuhkan berbagai aktivitas  pelayanan kepariwisataan. Oleh karenanya bagi para pelaku pariwisata harus dapat menangkapnya. Karenanya penguasaan yang kokoh pada konsep ini perlu dijadikan sebuah pegangan utama di dalam kita mengembangkan usaha jasa.

Momen silaturahmi adalah momen yang bernilai emas, oleh karenanya beberapa strategi yang harus disiapkan di dalam menangani momen adalah yang pertama setiap pelaku usaha harus mampu membuat orang bercerita tentang keunggulan dari pada usaha atau produknya sebagai sebuah kebanggaan, kelayakan yang wajib dikunjungi oleh masyarakat dalam hal ini berwisata.

Momen silaturahmi bisa dikembangkan sebagai sebuah ikonik dengan berbagai macam kegiatan yang merupakan  simbiotik yang bisa diproses menjadi sebuah daya tarik….." mengapa jauh jauh…" Sehingga  masing-masing industri jasa, kuliner hingga akomodasi bisa memanfaatkan ini.

Kemudian yang kedua adalah memiliki strategi komunikasi yang pas di dalam melakukan, branding dari pada kegiatan ini jika misalnya yang mau kita angkat itu adalah silaturahmi maka branding yang diangkat di sini adalah produk-produk unggulan yang bisa menjadi produk  pelengkap ketika orang melakukan sesuatu kegiatan pariwisata, kegiatan perjalanan, kegiatan berkunjung, yang memang terkadang tujuan orang berwisata itu sangat beragam hanya saja sehingga mencuri perhatian melalui pesan dalam kalimat misal pada paket wisata atau tourist map penting "tempat terbaik bersama… patut dipertimbangkan, sehingga  pada sisi ini kehandalan menilai pristiwa menjadi sebuah tageline adalah bagian dari mengetahui suara hati.

Sedangkan cara yang ketiga untuk mendapatkan cuan  setelah kita mengetahui kebutuhan dan rahasia bahasa maka yang ketiga adalah mengembangkan atribut yang menyertai, apa bentuk  atribut  disini adalah segala hal-hal yang bisa menjadi suatu penikmatan tersendiri di dalam kegiatan orang berwisata melalui sebuah simbol yang ada di sekitar kita.

Semisal kita pergi shopping ke pusat perbelanjaan, di antaranya kita dapat melihat berbagai benda yang sengaja ditampilkan agar kita melihatnya dengan warna dan bentuk tertentu yang menarik, masih banyak lagi.  

Oleh karenanya dalam mengajak orang menikmati kegiatan berwisata maka  memanfaatkan tiga hal tersebut di atas merupakan  bagian yang harus dipahami adalah setiap narasi yang kita komunikasikan  agar  mempunyai kekuatan influenser yang kuat, yang  bukan hanya  menjadi bagian daripada khayalan tetapi tetapi menjadi harapan.

Oleh karenanya dalam komunikasi produk jasa kepariwisataan yang harus dikembangkan adalah kemampuan kita memilih, kemampuan kita mengkomunikasikan dan kehandalan  kita mengilustrasikan semua keadaan sebagai sebuah keunggulan agar memberikan makna yang besar terhadap kegiatan orang melakukan silaturahmi, boleh jadi  ini adalah konsep penting yang perlu dilakukan oleh pelaku usaha pariwisata.(nto/c)                  









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook