PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau baru saja menyelesaikan sejumlah proyek infrastuktur. Yakni Jembatan Siak IV atau Jembatan Alamudin Syah serta dua flyover yang terdapat di depan Pasar Pagi Arengka dan Mall Ska. Meski telah diresmikan dan digunakan, proyek yang menelan anggaran ratusan miliar itu masih mendapat sorotan dari pimpinan DPRD. Di mana masih ada sejumlah kekurangan dari finishing pengerjaan. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman kepada Riau Pos, Selasa (9/4).
Pertama, lelaki yang karib disapa Deded itu menyoroti Jembatan Siak IV. Di mana jembatan yang menghubungkan kawasan Sudirman dengan Kecamatan Rumbai Pesisir itu belum ada penerangan. Khususnya jalan penghubung atara jembatan dengan daratan.
‘’Setelah jembatan ke arah Rumbai itu kan jalannya sangat gelap. Saya khawatir itu nasibnya sama seperti Stadion Utama. Dimanfaatkan oleh oknum untuk perbuatan negatif. Saya enggak mau itu terjadi,” ucap Deded.
Untuk itu, dirinya berjanji akan mengupayakan anggaran penerangan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2019. Karena masalah penerangan merupakan sesuatu yang sangat krusial. Serta menyangkut kepentingan dan kenyamanan masyarakat pengguna jembatan.
‘’Kalau yang sifatnya urgent tentu kan kita upayakan. Saya yakin bisa,” tambahnya.
Politisi Demokrat itu juga menyinggung perihal material jembatan yang belakangan marak menjadi sasaran pencurian. Kata dia hal itu harusnya menjadi fokus Dinas PUPR. Karena masyarakat tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Sebagai pemerintah, lanjut dia, Dinas PUPR harus datang dan memberikan edukasi kepada masyarakat setempat. Termasuk juga dengan persoalan dugaan keretakan flyover yang terdapat di depan Mall Ska.
‘’Nanti saya akan dorong Komisi IV supaya panggil itu Dinas PUPR. Apa yang rasanya perlu dituntaskan, selesaikan. Karena ini kan momennya juga. Karena belum sepenuhnya serah terima. Kayak finishing jembatan itu masih ada yang belum. Makanya yang belum dan yang kurang itu Dinas PUPR minta kontraktornya selesaikan,” tambahnya.
Sebelumnya, anggota DPRD Riau Abdul Wahid juga sempat menyampaikan kritik terhadap sejumlah infrastuktur yang belum lama ini difungsikan. Dimana ada beberapa bagian flyover di perempatan Mall Ska sudah terlihat retak. Ketua DPW PKB Riau itu merasa heran dan mempertanyakan mengapa bangunan yang baru saja dibangun bisa retak.
Menurut dia, tidak seharusnya bangunan yang baru saja selesai rusak. Maka dari itu ia meminta agar dinas terkait, yakni Dinas PUPR untuk segera melakukan kajian secara mendalam. Apa sebetulnya penyebab keretakan itu.
‘’Kondisi ini cukup memprihatinkan ya. Dimana flyover yang dibangun dengan anggaran fantastis, menggunakan uang rakyat, baru saja selesai dibangun sudah retak,” tukasnya.
Soal adanya pernyataan pihak Dinas PUPR yang menyebut tidak ada masalah, Wahid justru bertanya-tanya. Seharusnya PU yang merupakan instansi pemerintah bekerja secara profesional. Bukan malah seperti melindungi kontraktor pekerja proyek. Yakni dengan menurunkan tim ahli ke lapangan dan membuat kajian secara terperinci.
‘’Bukan langsung memvonis enggak apa-apa. Ini duit rakyat loh. Kalau rakyat bertanya ya jelaskan secara keilmuan. Bukan langsung bilang tidak ada apa-apa begitu aja,” ungkapnya.
Ia secara pribadi memiliki beberapa asumsi mengapa flyover tersebut bisa retak. Seperti masalah pada oprit flyover, abutmen hingga dugaan konstruksi tanah rawa. Maka untuk menepis kecemasan dan berbagai spekulasi negatif yang muncul tanpa ada dasar, Dinas PUPR harus lakukan kajian yang mendalam. Sehingga alasan retaknya flyover tersebut bisa dijelaskan secara detail ke masyarakat.
Menanggapi itu, Dinas PUPR yang sampai saat ini belum menurunkan tim ahli untuk memeriksa kondisi flyover tersebut, Wahid tidak mempersoalkan. Namun ia meminta agar Dinas PUPR dapat bertanggungjawab penuh bila ada peristiwa di kemudian hari.(nda)