PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sejumlah Anggota DPRD Riau didaulat menjadi narasumber pada kegiatan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Riau, akhir pekan lalu. Salah satu yang menjadi pembicara, adalah Anggota Komisi V DPRD Riau Ade Hartati. Legislator yang terkenal vokal dengan hak-hak perempuan tersebut memaparkan tentang peran perempuan dalam pembaruan kebangsaan.
Ade mengatakan, ada tiga hal yang harus dipahami dalam mendorong peran perempuan dalam pembauran. Pertama, membangun perspektif atau cara pandang terhadap perempuan di seluruh lini. Kata dia, perempuan dimanapun posisinya memiliki peran yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Peran perempuan dalam rumah tangga (domestik) sebagai istri dan anak-anak mewajibkan perempuan untuk mampu memberikan yang terbaik bagi keluarganya.
"Banyak perempuan juga berperan sebagai pencari nafkah untuk bisa memenuhi keperluan keluarga. Di samping tugas dan tanggung jawabnya untuk mengasuh dan mendidik anak-anaknya hingga kelak mandiri," ujar Ade Hartati, Selasa (8/11).
Selain itu, Ade mengatakan perempuan juga menanamkan nilai-nilai kehidupan. Seperti saling mengasihi sesama, menghormati dan saling menghargai sesama. Hal ini menjadi tugas pokok seorang ibu sebagai ummu madrasah (sekolah pertama bagi anak-anaknya). Ketika seorang ibu mampu meletakkan nilai dasar kehidupan pada anak, tentu diharapkan anaknya kelak bisa menjadi insan yang dapat berbakti pada negara, bangsa dan agama.
"Kedua, bagaimana peran perempuan. Baik dalam rumah tangga (domestik) dan di masyarakat (publik) dapat memberikan pandangan-pandangan ke depan atau memberikan arah ke depan pada setiap kegiatan kemasyarakatan," paparnya.
Salah satu contoh, dikatakan politisi PAN ini adalah ketika perempuan dilibatkan dalam perencanaan kebijakan, tentunya semakin banyak dan sering keterlibatan perempuan. Maka semakin besar pemahaman perempuan akan arti pentingnya suatu nilai edukasi dalam berdemokrasi. Ini harus terus dilakukan karena prinsipnya demokrasi yang memiliki nilai akan dipastikan dapat memberi arah pada masa depan generasi muda ke depannya.
"Ketiga, bagaimana mendorong perempuan untuk mau berperan aktif di tengah masyarakat. Sekecil apapun perempuan tersebut, tentu akan memiliki nilai positif dalam kehidupannya," jelas Ade.
Kata kuncinya, ditegaskan ialah peran perempuan dalam pembauran diharapkan dapat melahirkan sebuah kondisi lingkungan yang sehat dan nyaman bagi generasi Indonesia yang kelak menjadi bagian masa depan bangsa ini. Peran perempuan menghasilkan masa depan.
"Semua hal di atas sangat diperlukan agar perempuan tidak mudah terprovokasi, tersulut, dan terhasut sehingga menimbulkan kehidupan yang disharmonis. Jika perempuannya baik, maka baiklah negara. Perempuan tiang negara," ujarnya.
Sebelumnya, Forum Pembaruan Kebangsaan (FPK) Provinsi Riau menggelar sebuah forum diskusi. Ada beberapa anggota DPRD Riau yang turut menjadi narasumber seperti Ketua Komisi I DPRD Provinsi Riau Eddy A Mohd Yatim, Anggota Komisi V DPRD Provinsi Riau Marwan Yohanis, dan Ade Hartati Rahmat. Seminar Peran Perempuan dalam Pembauran Kebangsaan yang dilaksanakan oleh FPK Provinsi Riau ini diikuti sekitar 100 orang peserta dari utusan paguyuban dan organisasi perempaun se-Provinsi Riau.(adv/nda)