APILL Simpang Panam Perlu Diaktifkan

Pekanbaru | Jumat, 08 April 2022 - 10:52 WIB

APILL Simpang Panam Perlu Diaktifkan
Kemacetan arus lalu lintas kendaraan bermotor di Simpang Panam (persimpangan Jalan Kubang Raya-Jalan Garuda Sakti-Jalan HR Soebrantas, Senin (4/4/2022). (DEFIZAL/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Salah satu masalah krusial macet di Simpang Panam (persimpangan Jalan Kubang Raya – Jalan Garuda Saksi – Jalan HR Soebrantas) adalah sempitnya ruas jalan tersebut. Menurut pengamat dan juga praktisi tata kota Dr Ir Muhammad Ikhsan MSi, selain diperlukan pelebaran jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) juga perlu diaktifkan.

"Solusinya pelebaran untuk jalan lingkar Kubang Raya - Garuda Sakti. Jalan itu sempit, hanya dua lajur, padahal untuk volume lalu lintas sepadat sekarang, harus dibuat empat lajur. Belum perlu fly over di Simpang Panam saat ini. Asalkan jalan Kubang dan Garuda Sakti dilebarkan,"saran Dr Ikhsan, Selasa (5/4).

Baca Juga : Bidik Poin Penuh

Pelebaran ini menurut Dr Ikhsan mendesak karena persimpangan tersebut sangat semrawut, macet dan berbahaya. Apalagi pada pekan lalu seorang pengendara motor tewas tertabrak truk di persimpangan tersebut.

Usai proyek pelebaran selesai, penggunaan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) di persimpangan tersebut harus diaktifkan kembali. Selain itu, pada titik persimpangan itu juga perlu pelebaran pada sudut Jalan Garuda Sakti - HR Soebrantas yang menurut Dr Ikhsan masih terlalu sempit.

"Pelebaran jalan lingkar ini juga nanti menjadi solusi mengurai kepadatan akibat truk di Jalan Soekarno-Hatta, SM Amin dan juga HR Soebrantas. Karena selama ini, truk-truk berat itu menghindari Simpang Panam dengan melewati jalan-jalan dalam kota itu,"kata Dr Ikhsan.

Pelebaran jalan lebih tepat ketimbang membangun fly over, menurut Dr Ikhsan karena  biayanya murah. Selain itu, pembangunan fly over tanpa pelebaran dianggap belum efektif mengatasi masalah akut Simpang Panam. Untuk biaya, Dr Ikhsan memperkirakan, hanya akan menghabiskan biaya sekitar Rp150 miliar.

"Pelebaran jalannya sepanjang 16 km, Kubang Raya 12,5 km dan Garuda sakti 3,5 km. Jadi perkiraan biayanya, Rp100 miliar biaya konstruksi jalan dan fasilitas jalan, pembebasan sekitar Rp50 miliar. Totalnya 150 miliar, itu sama dengan biaya bangun fly over Simpang SKA Rp150 miliar. Masih murah,"jelas Dr Ikhsan.

Selain lebih murah,  efektivitas untuk mengatasi masalah transportasi di banyak jalan cukup tinggi. Pelebaran dua jalan itu menurut Dr Ikhsan akan mengatasi masalah kepadatan serentak di Jalan Soekarno-Hatta, Jalan SM Amin, Jalan HR Soebrantas, Jalan Kubang Raya dan Jalan Garuda Sakti, dalam satu proyek pembangunan. Usulan pelebaran jalan ini sendiri menurut Dr Ikhsan sudah mendapat dukungan dari anggota DPR RI Syahril Aidi. Pada akhir tahun lalu, Syahrul Aidi sempat berjanji akan memperjuangkan usulan tersebut. Sekarang tinggal Pemerintah Kota Pekanbaru dan Pemerintah Provinsi Riau-lah yang harus mengambil peran aktif. Terutama dalam proses ganti rugi lahan apabila itu diperlukan.(end)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook