PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi dalam sepekan terakhir, membuat kualitas udara di sejumlah wilayah Riau kian memburuk. Dari pantauan Riau Pos, Selasa pagi (6/8) kualitas udara yang tertera pada Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang berada di Jalan HR Soebrantas menunjukkan tanda tidak sehat. Meski begitu, sejumlah warga maupun pengendara khususnya roda dua belum terlihat menggunakan masker penutup hidung dan mulut. "Belum. Tidak terbiasa saja menggunakan masker, nanti kalau makin parah baru beli masker," ucap Lisa, warga Pekanbaru.
Sementara Kepala Laboratorium Udara Badan Lingkungan Hidup Kota Pekanbaru Syahrial menyampaikan kualitas udara Pekanbaru sedang dengan tingkat pencemaran udara (PM10) 92 Psi.
"Untuk kandungan sulfur dioksida (SO2) berada di posisi 45 Psi, karbondioksida (CO) di posisi 39 Psi, nitrogen dioksida (NO2) 16 Psi dan kandungan O3 berada di posisi 48 Psi," ucapnya.
Indeks kategori ISPU sedang berada di angka 51-100 Psi. Dengan tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh kepada kesehatan manusia atau hewan. Tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.
"Kalau masuk kategori tidak sehat itu, tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika," paparnya.
Belum membaiknya kualitas udara di Pekanbaru akibat kabut asap diakui Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru HM Noer MBS, Selasa (6/8).
"Asap di Pekanbaru cukup fluktuatif, kemarin hanya 71 ISPU nya. Puncaknya tadi (kemarin, red) siang pukul 11.00 WIB lebih dari 100 bahkan sampai 150. Ini cukup parah. Karena pengaruh angin turun sampai 81, sore 70-an," jelas dia. (*1/ali/wir/amn/gus/yas)
Editor: Arif Oktafian