PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Rangkaian seleksi terbuka calon direksi PT Transportasi Pekanbaru Madani (TPM) yang akan menjadi operator bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) sudah usai. Dari tiga nama hasil seleksi yang akan diajukan, Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT akan memilih dua orang.
Asisten II Setdako Pekanbaru El Syabrina, Ahad (6/3) mengatakan, para calon direksi sudah menjalani serangkaian tes dari seleksi administrasi hingga tes wawancara.
Ada tiga calon direksi yang lulus dalam serangkaian tes tersebut. Tim Panitia Seleksi Calon Direksi PT TPM segera menyerahkan ketiga nama tersebut untuk mendapat persetujuan dari Wali Kota Pekanbaru.
"Saya sudah buat telaahan stafnya. Nanti saya akan serahkan ketiga nama tersebut. Pak Wali Kota akan menentukan siapa yang memimpin perusahan tersebut,"kata dia.
El Syabrina yang juga sebagai ketua tim pansel direksi PT TPM mengatakan, nantinya Wali Kota hanya memilih dua nama. Mereka bakal menempati posisi direktur utama dan direktur operasional PT TPM.
Menurutnya, tim pansel sudah menggelar rapat penetapan tiga orang calon direksi yang lolos. Jika tidak ada aral melintang, rencananya direksi baru dari PT TPM bakal diumumkan pada Maret 2022 ini.
El Syabrina mengatakan, awalnya jumlah peserta dalam seleksi ini ada sembilan orang. Namun hanya tujuh orang yang berhasil lolos hingga tahapan tes wawancara.
"Perusahaan daerah ini nantinya bakal mengelola bus Trans Metro Pekanbaru yang menjadi operator BLUD Angkutan Perkotaan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru,"jelasnya.
Ditanya siapa saja tiga nama yang lulus seleksi tersebut, Asisten II tak mau mengungkapkan. "Itu (Nama-nama hasil seleksi, red) biar pak Wali kota saja yang menyampaikan, " singkatnya.
PT TPM sesuai perda yang baru disetujui di DPRD Kota Pekanbaru, akan menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang mengelola bus TMP. Sebelum perusahaan beroperasi, dilakukan seleksi untuk menentukan unsur direksinya.
Pengelolaan bus TMP di Pekanbaru saat ini memang menunggu manajemen yang lebih baik. PT TPM yang saat ini menjadi pengelola merupakan adalah anak perusahaan dari PT Sarana Pembangunan Pekanbaru (SPP), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Pekanbaru. PT TPM mendapatkan penugasan dari Dishub Kota Pekanbaru sebagai operator bus TMP yang tiap bulan nya diberikan subsidi untuk operasional.
Tiga bulan terakhir, gaji tak diterima oleh karyawan. Akibatnya, mogok kerja beberapa kali dilakukan hingga puncaknya dua pekan lalu sepekan penuh bus TMP tak jalan dan berdampak pada terganggunya mobilitas masyarakat pengguna.
Agar gangguan layanan operasional tak berkepanjangan, Dishub Kota Pekanbaru sejak dua pekan lalu mengambil alih pengelolaan. Sudah 28 bus beroperasi di enam koridor.
Meski operasional sudah berjalan, kejelasan pembayaran gaji yang tertunggak masih menggantung. Ini yang akan diupayakan juga oleh Dishub Pekanbaru untuk diselesaikan.
Dalam kondisi normal, kewajiban per bulan yang harus dikeluarkan PT TPM untuk gaji karyawan adalah Rp800 juta. Ini untuk membayar gaji bagi 90 orang pramudi dan 80 orang pramugara. Termasuk juga didalamnya gaji karyawan bagian lainnya. Tiap harinya, ada 40 bisa TMP yang dioperasikan.
Dari operasional TMP, setiap harinya terkumpul pendapatan Rp16 juta per hari. Jika ditotal, dalam sebulan atau 30 hari, dihimpun pendapatan dari tiket sekitar Rp480 juta per bulan. Pendapatan dari tiket itu hanya cukup untuk membeli bahan bakar bus TMP saja.
Saat ini setidaknya ada Rp5 miliar subsidi yang belum diterima dari tahun 2021. Yakni Juli, Agustus, September, Oktober, November dan Desember. Khusus Juli dan Agustus subsidi sudah dibayarkan setengah. (ali)