PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Lagi-lagi warga Kota Pekanbaru memilih menanam pohon pisang di lokasi jalan rusak untuk menunjukkan kekesalan mereka. Kali ini warga sekitar Jalan Durian, Kelurahan Labuhbaru Timur, Kecamatan Payung Sekaki yang menanam pohon pisang di badan jalan rusak dan tergenang di depan pemancar TVRI.
Pantauan Riau Pos, Senin (6/2) di lokasi, tampak sebatang pohon pisang berukuran sedang tertanam di dalam pot ditempatkan oleh masyarakat di badan jalan yang rusak serta tergenang air.
Keberadaan pohon pisang tersebut sebagai tanda protes yang dilakukan oleh masyarakat, karena badan jalan sudah mengalami kerusakan yang cukup parah sejak 6 bulan terakhir tanpa dilakukan perbaikan oleh pihak terkait.
Salah seorang pengendara Sani mengaku sangat kesal dengan kerusakan badan jalan yang tak hanya terjadi di Jalan Durian, tetapi hampir di seluruh wilayah Kota Pekanbaru. Di mana kerusakan bukan hanya disebabkan oleh drainase yang tersumbat, tetapi juga karena banyaknya pembangunan proyek yang menyebabkan badan jalan sengaja dibongkar namun tidak dilakukan perbaikan sebagimana mestinya.
Sebagai pengendara, Sani mengaku mendukung langkah yang dilakukan masyarakat dengan melakukan penanaman pohon pisang di tengah jalan agar pemerintah mengetahui kerusakan badan jalan tersebut sudah cukup parah dan membahayakan pengendara yang kerap melintasinya. "Kami sangat mendukung, karena jalan ini salah satu jalan alternatif untuk menghindari kemacetan, tetapi karena banyak yang berlubang, jalan ini malah terasa membahayakan," katanya.
Ia pun berharap Pemerintah Kota Pekanbaru segera melakukan perbaikan terhadap badan jalan yang rusak tersebut dan juga memperbaiki drainase yang tersumbat.
Warga sekitar bermarga Simatupang kepada Riau Pos mengatakan, penanaman pohon pisang tersebut sudah dilakukan oleh masyarakat sejak kemaren, di mana penempatan pohon pisang tersebut merupakan langkah protes masyarakat setempat dengan kerusakan badan jalannya semakin meluas.
Ia berharap pemerintah dapat segera melakukan perbaikan dengan cara pengaspalan ulang dan bukan dilakukan dengan tambal sulam, karena saat hujan menggenangi badan jalan kerusakan yang sama akan terjadi.
"Kalau kecelakaan parah tidak ada. Tapi kalau motor terperosok ke dalam lubang itu setiap hari, dan juga membuat macet panjang," katanya.(yls)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Payung Sekaki