PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Riau bersama dengan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan di Pekanbaru, telah melakukan rapat untuk membahas penyebab kematian ikan-ikan yang ada di keramba waduk PLTA Koto Panjang, Kabupaten Kampar.
Kepala DKP Riau Herman Mahmud mengatakan, rapat dengan pihak Badan Karantina Ikan tersebut setelah sebelumnya dilakukan uji laboratorium terhadap sampel ikan yang mati di waduk tersebut.
''Berdasarkan hasil pengecekan di laboratorium dan rapat bersama Badan Karantina Ikan, disimpulkan bahwa kematian ikan-ikan tersebut diakibatkan Koi Herpes Virus (KHV),'' katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, namun selain akibat satu virus tersebut, saat ini pihaknya juga sedang meneliti satu bakteri lagi. Untuk hasil uji satu bakteri tersebut, akan ke luar dalam waktu dekat.
''Tapi kalau untuk virus sudah positif akibat KHV tersebut. Sedangkan satu bakteri lagi, akan ke luar dalam waktu dekat,'' ujarnya.
Dijelaskan Herman, untuk penyebab KHV tersebut, bisa saja dikarenakan terbawa oleh benih ikan yang dibawa dari luar daerah. Virus tersebut akan semakin berkembang jika situasi disekitar waduk buruk.
''Apalagi dalam beberapa waktu lalu, curah hujan disekitar waduk PLTA Koto Panjang tinggi sehingga oksigen menurun. Selain itu juga amoniak banyak di waduk itu. Jadi kemungkinan juga ada bakteri di sana,'' sebutnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ikan mas keramba yang mati di waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang di Kabupaten Kampar, Riau, hingga saat ini sudah mencapai 150 ton. Jumlah tersebut merupakan data yang diterima dari kelompok tani.
''Dari laporan yang kita terima, jumlah ikan mas keramba yang mati di waduk PLTA Koto Panjang, totalnya sekitar 150 ton,'' sebut Herman.(sol)