PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan menindak tegas perusahaan yang tidak peduli di sekitar areal perkebunan mereka terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dalam waktu dekat ini, Pemprov akan memanggil perusahaan-perusahaan tersebut. Pernyataan itu disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Riau H Edy Natar Nasution.
Ini menindaklanjuti adanya laporan dari tim Satgas Udara penanggulangan karhutla Riau, terkait dugaan ketidakpedulian perusahaan terhadap lahan di sekitarnya yang terbakar.
"Kami sudah menerima surat yang dikirimkan tim Satgas Udara terkait dugaan adanya karhutla di sekitar lokasi perusahaan. Dalam waktu dekat ini, para pimpinan perusahaan tersebut akan dipanggil untuk dimintai kepedulian terhadap karhutla yang saat ini juga sudah menjadi perhatian nasional," katanya
Dikatakan Wagub, karhutla di Riau saat ini sudah menjadi perhatian nasional, termasuk Presiden. Untuk itu, saat ini pihaknya tengah menyiapkan data yang valid terkait lokasi-lokasi karhutla yang ada di wilayah perusahaan. Setelah itu, baru para perusahaan tersebut akan dipanggil untuk dimintai komitmennya terhadap karhutla yang saat ini tengah terjadi di Riau.
"Untuk masalah karhutla ini tidak main-main lagi, kepala BNPB juga sudah turun ke Riau. Untuk itu mari kita bersama-sama atasi karhutla ini, termasuk pihak perusahaan," ajaknya.
Sebelumnya, Kadisops Lanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Jajang Setiawan menyampaikan bahwa tim Satgas Udara penanggulangan karhutla Riau menemukan lokasi kebakaran lahan yang masuk di kawasan sekitar perusahaan.
Berdasarkan data yang dipaparkan Kadisops, ada lima perusahaan yang diberikan teguran. Yakni perusahaan Primatama Rupat (Surya Dumai Grup), Jatim Jaya Perkasa Teluk Bano II, WSSI Koto Gasib Siak, Seraya Sumber Lestari Koto Gasib dan Langgam Inti Hibrindo.
"Kami menemukan ada lahan di sekitar perusahaan yang terbakar. Karena sesuai aturan kan lima kilometer dari lahan sekitar perusahaan itu masih menjadi tanggung jawab perusahaan. Kami sudah sampaikan ke Dansatgas Pak Gubernur untuk memberikan peringatan kepada perusahaan-perusahaan ini," kata Jajang yang juga menjabat sebagai Komandan Sub Satgas Udara Karhutla Riau.
Menurut Jajang, data kebakaran lahan yang ada di radius sekitar perusahaan tersebut pihaknya dapatkan berdasarkan hasil patroli udara. Kemudian setelah dicocokan dengan titik koordinat lahan perusahaan ternyata lokasinya berdekatan dengan lahan milik perusahaan tersebut.
"Kami ada titik koordinat kemudian juga peta kawasan, kami menduga lahan yang terbakar itu masih dalam kawasan perusahaan," katanya.