PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kebakaran hutan dan lahan masih meluas di Riau. Untuk mengatasi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau telah mengajukan permintaan batuan helikopter. BPBD Riau sudah melengkapi berkas pengajuan bantuan, tinggal menunggu helikopter tersebut dikirim.
Kepala BPBD Riau Edy Afrizal mengatakan, helikopter itu untuk water bombing ke lokasi karhutla yang tidak bisa dijangkau akses darat dan patroli. "Berkas dan syarat-syarat yang diperlukan sudah kami lengkapi semua. Saat ini kami tinggal menunggu bantuan berupa helikopter tersebut dikirim," katanya.
Lebih lanjut dikatakan Edy, pihaknya juga mengajukan bantuan untuk teknologi modifikasi cuaca atau TMC. "TMC juga kami minta. Segala upaya untuk pencegahan dan penanganan karhutla kami lakukan untuk menjaga agar karhutla tidak meluas di Riau," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengatakan bahwa saat ini di beberapa daerah di Riau masih terjadi karhutla seperti di Kabupaten Rokan Hulu, Kampar, dan Dumai. "Tapi masih bisa diatasi. Hujan yang turun meskipun tidak deras juga membantu tim di lapangan," sebutnya.
Ya, sebaran hotspot terpantau di lahan gambut yang berada Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Senin (4/4) tepatnya di Dusun II (dua) Kasang Salak, Desa Bonai Kecamatan Bonai Darussalam.
Sedikitnya lebih kurang satu hektare lahan gambut yang diduga sengaja dibakar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab saat membuka lahan perkebunan.
Mendapat informasi ada titik karhutla, tim gabungan dari TNI, Polri bersama Tim Regu Pemadam Kebakaran (RPK) PT BDB Bintala, PT Andika, dan PT Bintara yang beropersi di Kecamatan Bonai Darussalam berupaya melakukan upaya pemadaman titik api di lokasi hingga Senin (4/5) malam.
Koramil 10 Kunto Darussalam Kodim 0313/KPR Kapten Inf M Fadhil melalui Babinsa Desa Bonai Peltu M Sitepu kepada wartawan, Selasa (5/4) membenarkan telah terjadi karhutla di Dusun Dua Kasang Salak, Desa Bonai, Kecamatan Bonai Darussalam.
Menurutnya, lahan yang terbakar seluas 1 hektare diduga sengaja di bakar oleh oknum tak bertanggung jawab. Namun, pemadaman titik api dan pendinginan telah dilakukan. Kendati api telah dipadamkan, namun dengan kondisi yang dilihat saat ini, di lokasi masih banyak terdapat vegetasi rumput dan ilalang yang kering.
Hingga Selasa (5/4), tim gabungan berupaya mencegah agar tidak ada titik api lanjutan, baik itu dari kencangnya tiupan angin ataupun bara api dari sisa tanaman dan tanah yang terbakar. "Kita berharap tidak ada titik api di sekitar lokasi karhutla yang telah padam. Tapi kita khawatir, jika masih ada titik api tersisa maka akan dapat memicu munculnya kebakaran di lokasi itu. Karena lahannya gambut," tuturnya.
Dia mengimbau warga di sekitar lokasi karhutla agar dapat bersama-sama tidak melakukan pembakaran saat membuka lahan perkebunan. "Untuk luas lahan yang terbakar diperkirakan seluas 1 hektare. Kami telah melakukan pendinginan dan untuk kondisi api saat ini telah padam. Kami berharap turun hujan di malam hari," pintanya.
28 Hektare Terbakar di Dumai, 5 Hektare di Tapung
Sementara itu, dalam sepekan belakangan, karhutla di Kota Dumai terus meluas. Hanya dalam hitungan enam hari luas hutan dan lahan yang tebakar di Dumai bertambah 15 hektare. Tercatat hingga Senin (4/4) jumlah luas lahan yang terbakar di Kota Dumai mencapai 28 hektare. Titik lokasi karhutla terbaru berada di Jalan Dumai Motor, Kelurahan Tanjung Palas, Kecamatan Dumai Timur.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai, Adyan Bangga Pranata Harahap mengatakan sampai saat ini masih dilakukan proses pendinginan. "Hari ini (kemarin, red) di Dumai nihil titik api. Namun asap tebal masih menyelimuti lokasi yang sempat terbakar yakni Jalan Dumai Motor," kata Adyan.
Diterangkan Adyan, saat ini tim gabungan dari BPBD Dumai, TNI, Polri, perwakilan perusahaan, Regdam, Manggala Agni, dan masyarakat masih melakukan pendinginan di lokasi karhutla agar titik api benar-benar padam, mengingat kondisi lahan yang terbakar adalah gambut.
"Untuk hari ini luas lahan yang terbakar bertambah 5 hektare dan secara keseluruhan lahan yang terbakar di Dumai mencapai 28 hektare. Namun, alhamdulillah karena dibantu hujan deras maka api berhasil dijinakkan dan saat ini dalam proses pendinginan," tambahnya.
"Dengan cuaca Kota Dumai yang tidak menentu seperti saat ini. Kami mengimbau kepada masyarakat Dumai yang hendak melakukan pembersihan lahan untuk tidak melakukan pembersihan dengan cara dibakar karena berpotensi menjadi penyebab kebakaran hutan dan lahan," imbau Adyan.
"Kami dari BPBD Dumai bersama TNI dan Polri serta Manggala Agni dengan melibatkan pihak kecamatan dan kelurahan akan melakukan patroli gabungan guna mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Ini akan rutin dilakukan, apalagi dengan kondisi cuaca seperti saat ini," tambahnya.
Sementara itu, di Kabupaten Kampar Plt Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar Yuricho Efril melalui Kepala Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalpos-PB) Adi Candra Lukita menjelaskan, telah terjadi karhutla di KM 11 Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung sekitar sekitar 5 hektare.
"Tim yang mendapatkan informasi terjadi karhuta, Senin (4/4) sekitar 16.00 WIB langsung turun ke lokasi dibantu tim dari BPBD provinsi, Manggala Agni, dan masyarakat peduli api (MPA) berjibaku memadamkan api. Berkat kerja keras tim, api berhasil dipadamkan," jelas Adi Candra Lukita, Selasa (5/4).
Adi Candra Lukita menambahkan, tim kesulitan mendapatkan air di lokasi. Selain masalah karhutla di lapangan, tim juga mengalami kesulitan mengisi BBM di SPBU. Ini menjadi tambahan penghambat besar yang sangat mengganggu proses kebencanaan. Ditambah lagi kurangnya kesadaran pihak SPBU dan masyarakat yang antre agar bisa mendahulukan kendaraan urgensi seperti PMK dan rescue bencana. "Ini yang selalu kami alami saat ini. Mohon perhatian semua pihak," jelas Adi Candra Lukita.(sol/epp.mx12/kom)