PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Tumpukan sampah kian menggunung masih terlihat di ruas-ruas jalan dalam Kota Pekanbaru. Karena berhari-hari tak diangkut, sampah-sampah tersebut mulai mengeluarkan bau tak sedap yang sangat mengganggu.
Pantauan Riau Pos, Selasa (5/1), tumpukan sampah masih terlihat di Jalan Kenanga, Jalan SM Amin, Jalan HR Soebrantas, Jalan Soekarno Hatta tepatnya di depan Pasar Pagi Arengka, Jalan Sultan Syarif Qasim, dan ruas jalan lainnya.
Di Jalan Sultan Syarif Qasim, Kecamatan Limapuluh, warga sengaja menjadikan pohon pelindung sebagai tempat pembuangan sampah dengan cara menancapkan puluhan kantong plastik limbah sampah rumah tangga ke badan pohon pelindung. Sisanya dibiarkan berserak di bawah pohon.
Surya, salah seorang warga yang membuang sampah di bawah pohon pelindung itu menuturkan, bahwa lokasi tersebut memang selama ini menjadi tempat pembuangan sampah warga sekitar. Namun, melihat gunungan sampah yang menumpuk di bawah pohon, maka ia sengaja meletakkan sampah rumah tangga yang ia bungkus menggunakan kantong plastik ke badan pohon yang terlebih dahulu telah diberi paku oleh sejumlah oknum warga.
"Saya cuma nggak mau sampah ini nanti berserakan di pinggir jalan sampai membuat pengendara celaka. Karena sudah ada paku yang ditancapkan oleh warga lain, saya ikut juga lah menggantungkan sampah ke pohon ini," ucapnya.
Lanjutnya, sudah sepekan lamanya petugas pengangkutan sampah di kawasan tersebut tidak beroperasi mengangkut sampah sehingga membuat penumpukan kian parah.
"Setiap hari makin banyak saja sampah yang berserakan di sini. Entah sampai kapan kami harus melihat lingkungan ini kotor akibat sampah yang tak pernah diangkut," kata dia.
Sementara itu, melihat banyaknya tumpukan sampah rumah tangga yang tak kunjung diangkut oleh petugas pengangkut sampah dikawasannya, Lurah Tangkerang Labuai Kadwadi SSos berencana akan menyewa satu unit armada pengangkutan sampah dari pihak swasta untuk menanggulangi gunungan sampah di kawasannya.
Nantinya akan ada sebanyak 2.700 kepala keluarga yang akan mendapatkan fasilitas tersebut, dengan syarat membayar iuran mulai Rp5.000 hingga Rp10.000 per kepala keluarga selama sebulan.
"Iya rencananya begitu. Nantinya pihak ketiga yang akan mengangkut sampah dan membuangnya langsung ke TPA Muara Fajar dengan trip pengangkutan 3 hingga 4 hari dalam sepekan. Biaya yang akan dikeluarkan dalam penyewaan armada tersebut berkisar antara Rp15 juta hingga Rp20 juta selama sebulan yang dananya tersebut diperoleh dari iuran masyarakat," tegasnya.
Ia berharap, semoga dengan langkah yang diambil pihaknya dalam menanggulangi sampah di kawasannya dapat terselesaikan, dan kawasannya kembali bersih serta sehat seperti sebelumnya.
"Kami coba dulu selama sebulan ini. Kalau berhasil dalam menangani gunungan sampah di kawasan kami, mungkin kami akan perpanjang. Tapi semua sesuai dengan kesepakatan bersama masyarakat. Karena ini semua demi menciptakan kembali kawasan kita bersih serta sehat dari bahaya sampah," harapnya.
Sewa Armada Pihak Swasta
Sementara itu, Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru HM Jamil MAg MSi kepada Riau Pos, Selasa (5/1) mengatakan, Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT sudah memberikan arahan pada DLHK untuk mengambil langkah yang diperlukan.
"Teknisnya, untuk memenuhi keperluan angkutan kami juga menyewa kendaraan untuk mengangkut sampah dari perusahaan swasta," kata dia.
Dia menekankan pihaknya tak hanya menunggu sampah diangkut dengan armada seadanya. Saat ini total ada 41 armada digerakkan yang bekerja dalam empat shift, yakni pagi, siang, sore, dan malam.
"Jadi kami tidak menunggu-nunggu. Tim bekerja cepat dan dikontrol terus. Instruksi wali kota ini wajib selesai secara cepat dan bersih kotanya," tegas dia.
Terkiat penilaian DPRD bahwa Pemko lambat mengajukan lelang, Jamil menjelaskan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan percepatan. "Makanya kita lakukan percepatan. Yang diajukan DLHK sendiri kan juga sudah tayang untuk lelang. Jadi Januari ini kami lakukan penyewaan kendaraan saja dulu. Ke depannya kita mau ini tidak terjadi lagi. Karena satu hari saja sampah tidak diangkat sampah sudah banyak," urainya.
Dia melanjutkan, pada dasarnya pelelangan ini sudah diwanti-wanti untuk disegerakan di bulan November. "Agar Januari sudah mulai. Tapi memang ada yang harus disesuaikan di OPD teknis. Yang jelas, lelang ini prioritas," singkatnya.