Fakultas Hukum UIR Gelar Penyuluhan Antikorupsi

Pekanbaru | Senin, 05 September 2022 - 09:04 WIB

Fakultas Hukum UIR Gelar Penyuluhan Antikorupsi
Para guru dan pelajar SMP YLPI Pekanbaru foto bersama dosen muda Fakultas Hukum UIR pada kegiatan Penyuluhan dan Pemahaman Bahaya Korupsi, Jumat (2/9/2022). (FAKULTAS HUKUM UIR UNTUK RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Bertempat di aula sekolah, ratusan pelajar SMP YLPI Pekanbaru mengikuti penyuluhan bahaya korupsi yang digelar sejumlah dosen muda Fakultas Hukum Universitas Islam Riau Riau (UIR), Jumat (2/9). Penyuluhan tersebut dilakukan guna memberikan pemahaman bahaya korupsi sedari dini.

Salah seorang pemateri, Lidia Febrianti SH MH menekankan, korupsi tidak semata dilakukan atas dorongan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Dalam banyak kasus, koruptor menilap yang bukan haknya justru atas keinginan yang kadang sulit dipahami nalar.


"Karenanya banyak di antara kita yang heran, mengapa seseorang yang sudah relatif bergelimang harta, masih juga tergoda untuk menambah kekayaan dari jalan sesat. Korupsi, memang harus dipandang dalam beragam persepektif. Banyak hal yang jadi pendorong orang untuk berbuat jahat. Hal lain tentu saja juga berhubungan dengan adanya peluang. Jadi, selain menangkap pelaku, pencegahan korupsi juga harus sejalan dengan pembenahan sistem,"ungkapnya.

Lidia menyarankan, agar dibentuk tatanan yang tak memungkinkan orang berbuat untuk curang. Apalagi mulai banyak yang menyatakan masyarakat permisif terhadap korupsi ini. Maka, kata dia, dalam penegahan korupsi,nparadigma juga harus diperhatikan.  

"Muncul kecenderungan bahwa capaian keberhasilan hidup bertumpu pada harta dan jabatan meski kekayaan dan pangkat itu diperoleh lewat cara yang tidak baik. Cara pandang seperti inilah yang membuat orang tak malu untuk korupsi. Untuk menumpuk harta yang sudah bertumpuk, untuk mempertahankan pangkat yang sesungguhnya juga sudah tinggi."kata Lidia.

Sementara itu pemateri lain, Puti Mayang Seruni SH MH menyatakan,  pentingnya pendidikan anti korupsi sedari dini. Supaya anak-anak, calon pemimpin masa depan, memiliki imaji bahwa perilaku korupsi itu tidak hanya mencederai bangsa namun juga kemanusiaan itu sendiri.

"Pentingnya gerakan masif dalam pencegahan, tidak hanya pihak sekolah, keluarga, namun juga melibatkan lingkungan. Memberantas korupsi harus dengan melibatkan banyak pihak sekaligus, termasuk dalam menghadirikan sekolah-sekolah yang sangat pro aktif dalam membentuk karakteristik pelajar,"tekan Puti. (end/c)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook