SUKAJADI (RIAUPOS.CO) -- Masyarakat, khususnya pedagang ampera atau rumah makan yang ada di wilayah Kecamatan Sukajadi khususnya di tempat pelaksanaan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Jalan Nenas/Utama mengeluh karena merugi.
Pasalnya, akibat dari adanya proyek IPAL ia mengalami penurunan omset hingga 70 persen. Selain itu, dengan adanya proyek IPAL membuat jalan rusak dan macet akibat penyempitan badan jalan. Belum lagi apabila musim hujan membuat jalan menjadi becek dan apabila musim panas berdebu.
Kemudian, dengan adanya proyek IPAL tersebut parit atau drainase yang ada di jalan-jalan tempat proyek IPAL menjadi rusak dan tersumbat akibat pasir atau galian tanah. Apabila musim hujan bisa menyebabkan banjir, khususnya di wilayah Sukajadi (Ahmad Dahlan dan Jalan lainnya).
Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang warga di Jalan Nenas atau Jalan Utama, Murni kepada Riau Pos, belum lama ini.
"Kami minta agar IPAL ini bisa segera selesai. Meskipun kami mengeluh atau menolak pengerjaan IPAL ini yang mengakibatkan usaha kami merugi, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Untuk itu kami hanya bisa berharap agar bisa segera cepat selesai,"ujar Murni. Diungkapkannya, dengan adanya proyek IPAL di Jalan Nenas ini, biasanya dagangan kami (Ampera) setiap hari itu bisa laku 100 bungkus, tetapi semenjak adanya proyek IPAL ini, dagangan kami dalam sehari itu hanya laku 30 bungkus.
"Kalau dibilang merugi, ya kami sangat rugi sekali. Tetapi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya bisa berharap agar cepat selesai. Apalagi dengan adanya proyek IPAL ini kami juga tidak dapat kompensasi," sebutnya.
Sementara itu, pantauan Riau Pos di Jalan Ahmad Dahlan, Jalan Dagang, Jalan Nenas/Utama, Jalan Durian, Jalan Mangga, Jalan A Yani dan sejumlah tempat lainnya proyek IPAL mengalami rusak parah. Dan kerap menyebabkan kemacetan akibat penyempitan badan jalan.
Selanjutnya, jika melintasi dijalan tersebut ketika hujan maka akan menyebabkan jalan menjadi becek. Dan apabila melintas di musim panas maka jalan akan berdebu. Ditambah lagi dengan pasir atau galian tanah yang menyumbat drainase atau parit. Apabila musim hujan, di wilayah Sukajadi juga kerap terjadi banjir.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru Indra Pomi Nasution saat dikonfirmasi menyebut pihaknya rutin menyampaikan pada kementerian terkait progres proyek tersebut.
"Gini , jadi kami setiap saat sudah laporkan ke kementerian. Karena kementeriannya kami ada di sini, balai infrastruktur pemukiman," kata dia.
Koordinasi kata dia terkait mana yang sudah dan mana yang belum dilakukan pengaspalan pada proyek tersebut. "Kami sudah selalu menyampaikan. Mana yang sudah selesai, tolong diaspal," imbuhnya.(dof/ali)