Harga Cabai Stabil, Beras dan Telur Masih Mahal

Pekanbaru | Selasa, 04 Oktober 2022 - 09:18 WIB

Harga Cabai Stabil, Beras dan Telur Masih Mahal
Pedagang menyusun telur yang dijual di Pasar Senapelan, Jalan Teratai, Senin (3/10/2022). Harga terlur masih tinggi, Rp48.000 sampai Rp51.000 per papan (30 butir). (DEFIZA/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Memasuki pekan pertama Oktober 2022, sejumlah harga barang keperluan pokok di Kota Pekanbaru mulai stabil. Namun ini belum terjadi pada komoditi beras yang harganya masih tinggi.

Pantauan Riau Pos, Senin (3/10) di sejumlah pasar tradisional di Kota Pekanbaru seperti Pasar Pagi Arengka dan Pasar Dupa, harga barang keperluan pokok yang sebelumnya mengalami kenaikan cukup tinggi, kini mulai berangsur-angsur turun. Seperti cabai merah yang sebelumnya erkisar Rp80 ribu hingga 100 ribu per kilogram, kini mulai stabil di kisaran Rp45.000 hingga Rp55.000 per kilogram.


Sementara, harga cabai rawit kini berkisar Rp50.000, turun dari harga sebelumnya Rp60.000 per kilogram. Cabai rawit merah yang sebelumnya  dijual Rp90.000 hingga Rp100.000 per kilogram, kini mulai turun di kisaran Rp70.000 per kilogram.

Sedangkan harga bawang merah kini Rp33.000 per kilogram dan bawang putih Rp24.000 per kilogram.

Kemudian minyak goreng masih dijual di kisaran harga Rp14.000 per liter, Bimoli Rp20.000 per liter, dan fortune Rp17.500 per liter.

Meksipun sejumlah harga kebutuhan pokok lainnya mengalami penurunan,namun tidak halnya dengan harga beras. Di kedua Pasar tradisional ini harga beras mengalami kenaikan.

Seperti yang terjadi pada beras Topi Koki dijual Rp14.000 per kilogram dan beras Anak Daro Rp15.000 per kilogram dari sebelumnya hanya berkisar Rp13.500 hingga Rp14.000 per kilogram.

Selanjutnya harga telur ayam masih cukup tinggi yaitu di harga Rp48.000 hingga Rp51.000 per papan (30 butir) atau Rp1.600  sampai Rp1.800 per butir. Lalu harga daging ayam potong saat ini berkisar Rp24.000 per kilogram.

Salah seorang pedagang cabai Riska, mengaku sudah beberapa hari terakhir ini harga cabai merah mulai mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan stok cabai yang mulai banyak sehingga pedagang tidak kesulitan memperoleh cabai dari petani.

"Sudah mulai turun harganya. Ya walaupun tidak seperti dulu. Ini karena stoknya yang sempat tertunda dikirim karena kelangkaan BBM beberapa waktu lalu," kata dia.

Ia berharap ke depan harga cabai tidak lagi mengalami kenaikan meskipun ada kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu yang sempat membuat harga melambung tinggi.

"Semoga tidak naik lagi. Tapi biasanya stabilnya ini tak lama karena jelang akhir tahun pasti naik lagi, apalagi kalau sekarang harga BBM sudah naik tentu harganya juga akan dinaikkan dari distributor ," ulasnya.

Salah seorang pedagang telur ayam Endang mengakui, saat ini mulai terjadi penurunan terhadap harga telur ayam yang diperkirakan karena produksi dari peternak sudah mulai normal.

"Sudah mulai ada penurunan, mungkin dikarenakan sekarang produksi peternakan mulai stabil dan bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat yang terdampak kenaikan BBM sekarang ini tidak lagi dengan menggunakan barang tetapi uang tunai," tuturnya.

Salah seorang ibu rumah tangga Fitri berharap seluruh harga barang keperluan pokok bisa lebih turun lagi, sehingga masyarakat tidak perlu kesulitan untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

"Kalau bisa disusul harga lain, juga ikut turun biar kita bisa berhemat. Kalau sekarang uang belanja sudah pas-pasan jadi tak bisa nabung," kata dia.(ayi)



 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook