MANUSIA sebagai makhluk sosial tidak akan terlepas daripada hubungannya dengan dengan sesama manusia. Demikian juga mungkin kepada lingkungannya. Hal ini terlihat bagaimana manusia itu beraktivitas malaksanakan kehidupan sehari-harinya.
Riau Pos kali ini mengangkat seorang tokoh asal Pekanbaru, Riyono Gede Trisoko. Seorang yang dikenal sebagai akademisi, praktisi dan juga sebagai warga masyarakat yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan di Pekanbaru.
Sebagai akademisi, Riyono Gede Trisoko atau yang akrab disapa Mas Yono saat ini masih aktif mengajar di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau sejak dari tahun 1998 hingga saat ini. Semasa mengajar di STP Riau, Riyono Gede Trisoko juga pernah menduduki tampuk tertinggi sebagai Ketua STP Riau selama hampir 8 tahun. Di samping itu juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Provinsi Riau (Putri) tahun 2017-2021.
Termasuk juga pernah menjabat sebagai Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Lancang Kuning Nusantara dari tahun 2016-2021. Banyak cerita yang bisa diungkap dari pengalaman Riyono Gede Trisoko selaku tokoh masyarakat. Banyak penghargaan yang sudah diperoleh, diantaranya warga pengusaha swasta yang peduli sosial.
Kemudian, warga masyarakat peduli terhadap Kamtibmas dari Polri maupun kepedulian warga masyarakat kepada TNI yang pernah diterimanya beberapa waktu yang lalu. Bahkan di masa pandemi Mas Yono telah melaksanakan 12 kegiatan vaksinasi bagi masyarakat yang dilaksanakan bersama kecamatan, polsek, TNI dan BIN.
Sebagai seorang akademisi, Riyono Gede Trisoko telah menerbitkan dua buku. Satu buku yang terbit bersama-sama Universitas Jenderal Soedirman tentang Komunikasi Kontemporer. Kemudian satu buku lagi adalah diterbitkan sendiri dengan judul Pariwisata dan kematangan sosial.
Yang menarik dari Riyono Gede Trisoko ini adalah semasa menjabat sebagai Direktur LSPPLKN telah mensertifikasi sekitar 10 ribu orang di wilayah Riau, Sumbar, Kepri, Bangka Belitung dan Sumatera Utara. Yang mana, keberadaan LSP Pariwisata ini sangat berperan penting sekali didalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata di Provinsi Riau.
Sementara itu, selaku pengusaha Taman Rekreasi Alam Mayang di Jalan Imam Munandar Pekanbaru, Riyono Gede Trisoko sudah menggelutinya sejak dari awal mulai dari membranding lokasi orang tua sebagai lahan tani terpadu tahun 1988 hingga menjadi tempat rekreasi di awal tahun 2004 hingga saat ini terus dilakukan oleh Riyono.
“Saya terkadang sulit membandingkan dengan kebaikan orang tua ketika ada orang bercerita dulu zaman bapak ibuk (orang tua Mas Yono, red) kalau saya kesini selalu dikasi makan. Ini lah yang menjadikan suatu motivasi bagi saya untuk selalu berbuat kebaikan untuk orang banyak dan bisa bermanfaat bagi orang banyak," ungkapnya.
Bukan hanya sebagai pelaku pengusaha pariwisata, tetapi Riyono yang juga banyak memberikan narasumber pada berbagai acara selaku pengamat pariwisata. Riyono melihat bahwa tren perkembangan pariwisata saat ini sudah berada dalam jalan yang benar. Hal ini terlihat bagaimana pariwisata itu mampu membangun ekonomi masyarakat dimanapun sektor pariwisata itu tumbuh.
“Hal ini tentunya perlu didukung oleh semua komponen masyarakat. Karena pariwisata itu sebenarnya adalah diidentik dengan indikator masyarakat sejahtera. Dengan masyarakat bisa berwisata berarti masyarakat itu mempunyai pendapatan lebih kemudian dia bisa berwisata maka indikator kesejahteraannya itu lebih bagus," kata Riyono.
Oleh karena itu, menurut Riyono Pekanbaru sebagai calon kota metropolis dengan konsep madani harus mengembangkan konsep pariwisata sebagai bagian penting dalam menumbuhkan ekonomi kreatif di masyarakatnya agar masyarakat lebih sejahtera. Selain pariwisata, Riyono juga aktif dalam membina kebudayaan. Salah satu contohnya adalah melalui Taman Rekreasi Alam Mayang selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang dibuat oleh komunitas-komunitas kebudayaan.
Sebagai kita ketahui bersama di Taman Rekreasi Alam Mayang juga merupakan tempat sanggar seni kebudayaan bagi masyarakat Jawa karena di Alam Mayang memiliki gamelan sendiri, wayang sendiri, yang merupkan pemberian dari Sultan Hamengkubuwono X dan punya tim sendiri yang merupakan penggemar-penggemar kesenian. Riyono mengungkapkan, manfaat dari kecintaan terhadap kesenian karena hal ini bisa menjadi suatu cara komunikasi yang bagus antar warga masyarakat melalui kebudayaan.
Kemudian, di Taman Rekreasi Alam Mayang juga ada kampung silat yang beberapa waktu lalu menggelar Jambore silat yang pertama di bulan Maret tahun 2022 diikuti oleh 4 provinsi diantaranya Riau, Sumbar, Jambi, dan Palembang.
Adapun nama perguruan silat yang berseketariat di Taman Rekreasi Alam Mayang adalah Silat Lintau Sembilan Koto dengan Tuan Guru Yance. Ada kelebihan yang menarik dari Mas Yono selaku orang Jawa yang peduli dengan kebudayaan sehingga perguruan Silat Lintau memberi gelar kepada Riyono Gede Trisoko selaku Tuanku Pandekar Kayo Sati. Dan untuk generasi muda selain silat di alam mayang juga memiliki dojang taekwondo di bawah binaan Pulanggeni Yonko 462 Kopasgat.
Bagi Riyono hal ini sebuah anugerah bagaimana kebudayaan itu mampu mengikat rasa kebangsaan sehingga siapapun bisa bergabung dalam kelompok budaya tertentu. “Demikian juga dalam Forum Komunikasi Jalanan dan Kuda Lumping (FKJK) di mana saya sebagai pembinanya," kata Riyono.
Di samping Kampung Silat, Alam Mayang merupakan bagian daripada Kampung Donor PMI Kec Tenayan Raya dan Kulim, yang aktif melakukan donor, dan pada pagi ini kita laksanakan dengan 215 peserta yang sudah mendaftar.
Sementara itu, tentang bagaimana konsep Taman Rekreasi Alam Mayang ke depannya, Riyono mengungkapkan bahwa dirinya sekeluarga sudah mempunyai etikat yang sama untuk melestarikan Taman Rekreasi Alam Mayang ini sebagai kebutuhan dan kebanggaan bersama dari pada masyarakat Kota Pekanbaru khususnya, dan Riau pada umumnya.
“Meskipun kita pelan, tetapi kita bisa memberikan peran yang besar dalam membentuk suatu sosial kemasyarakatan. Mengapa? Saya melihat salah satu peran penting daripada Taman Rekreasi Alam Mayang dalam kemajuan kota adalah Taman Rekreasi Alam Mayang itu menjadi suatu titik kumpul untuk masyarakat bersosial, dan ketika dunia semakin modern, ketika orang semakin sibuk," tuturnya.
Oleh karenanya nasihat orang tua untuk bermanfaat lah bagi orang banyak mudah-mudahan ini bisa terwujud dengan munculnya aktivitas -aktivitas kemasyarakatan di Taman Rekreasi Alam Mayang. Ia berharap Alam Mayang sendiri bisa selalu membuat iven besar seperti iven Pekan Raya Wisata. Terhadap bagaimana membangun sosial kemasyarakatan, Mas Yono menganggap bahwa masyarakat tetap akan beraktivitas sosial hanya mungkin polanya yang berubah karena kesibukan dan polanya yang berubah karena kesibukan dan peran teknologi.
Dan ini social impact-nya adalah butuhnya titik kumpul yang mungkin kedepannya semakin banyak muncul tempat-tempat komunitas. Ada yang menarik dari gagasan Mas Yono, adalah ketika 17 Agustus kemarin selain menyelenggarakan kegiatan hiburan kemasyarakatan juga menyelenggarakan kuliah kerakyatan.
Kuliah kerakyatan ini dilaksanakan bersama dengan komunitas baik sepeda onthel maupun komunitas kebudayaannya sehingga bisa mengulas antara kebudayaan dan kebangsaan dalam berbagai kajian dan teori sehingga masyarakat diharapkan mendapatkan suatu kematangan sosial yang lebih bagus.
Di akhir kesempatan menjawab pertanyaan apakah Riyono Gede Trisoko punya kesempatan mengikuti iven di tahun 2024, dengan senyum Mas Yono menjawab dengan sedikit bercanda. "Nanti siapa yang mau memberi tiket gratis untuk maju," imbuhnya.(nda)
Laporan DOFI ISKANDAR, Pekanbaru