SUKAJADI (RIAUPOS.CO) – HAA, bocah perempuan berusia lima tahun penderita tengkes (stunting) akhirnya mendapatkan bapak asuh. Camat Sukajadi Desriyanto SSTP MSi menjadi bapak asuh dalam pemulihan gizi HAA.
Kepada wartawan, usai menjenguk HAA di kediamannya, Jalan Gondoria, Kelurahan Kampung Tengah, Sukajadi, Kamis (3/8) siang, Desriyanto mengaku senang dapat membantu lewat program bapak asuh yang juga menjadi program Pemko Pekanbaru. ”Kita harus menyukseskan program ini, dalam mengatasi stunting di Kota Pekanbaru. Kami akan laksanakan dengan baik,” janjinya.
Beberapa pejabat langsung mendatangi kediaman HAA setelah mendapat kabar adanya bocah mengalami gizi buruk. Seperti, Kepala BKKBN Perwakilan Riau Hj Mardalena, pimpinan DPRD Pekanbaru Ir Nofrizal MM yang sebelumnya sudah berkunjung, Camat Sukajadi Desriyanto SSTP MSi, Lurah Kampung Tengah Sam Sahid, perwakilan Dinsos, Puskesmas Langsat, Bhabinkamtibmas, Babinsa dan kader Posyandu serta RT setempat.
Dalam kunjungan bersama itu, langsung dimusyawarahkan tindakan yang akan diberikan untuk HAA. Bocah itu akan dibantu secara medis agar dapat tumbuh normal. Dan juga diputuskan untuk keluarga juga dibantu secara ekonomi lewat program keluarga harapan (PKH).
Disebutkan Camat Sukajadi, hingga ini di wilayah Sukajadi, baru terdeteksi yang mengalami stunting sebanyak 8 anak, termasuk HAA. ”Sebagai bapak asuh, bantuan yang akan diberikan, akan disamakan dengan yang lain. Seperti susu formula, dan nutrisi lainnya. Yang pasti ini untuk pertumbuhan dan perkembangan anak ini,” sebutnya yang yakin HAA akan tumbuh dengan baik ke depannya.
Camat juga menegaskan, agar para lurah dan RT/RW di wilayah Sukajadi bisa bersama-sama ikut menurunkan angka stunting. ”Di Pekanbaru, pola bapak asuh ini sudah dimulai sejak April 2023 lalu. Sebagian OPD yang menjadi bapak asuh, sudah ada yang memberi bantuan tahap dua dan tahap tiga,” bebernya.
Sementara itu, Kepala BKKBN Perwakilan Riau, Hj Mardalena menyebutkan bahwa HAA wajib mendapat perawatan medis secara kontinu, supaya dapat tumbuhnya normal seperti anak-anak normal lainnya.
”Kami akan dampingi. Mulai dari ibu bocah ini harus ikut program KB secara gratis. Lalu, setiap bulannya harus datang ke posyandu untuk cek kesehatan bayi dan lainnya,” jelas Mardalena.
Diungkapkannya lagi, untuk keluarga ini juga akan dimasukkan dalam program keluarga harapan atau PKH, serta harus mendapatkan bantuan dari Dinas Sosial Pekanbaru.
”Nanti dimasukkan dalam keluarga harapan, tolong ya Pak Camat. Ini bisa meringankan beban ekonomi keluarga juga. Apalagi ini kan tanggung jawab bersama,” pintanya.
”Pak Lurah juga tolong, Pak Babinsa dan Pak Bhabinkamtibmas juga. Karena Pak Danrem, Dandim dan Pak Kapolda juga sudah jadi bapak asuh stunting ini. Kami juga minta Dinas Sosial juga bantu, termasuk permintaan kursi roda untuk bocah ini,” kata Mardalena kepada pejabat yang hadir saat menjenguk HAA.
Sedangkan Wakil Ketua DPRD Pekanbaru Ir Nofrizal menjadi orang pertama sekali mendapat laporan dari masyarakat, dan yang pertama menemui HAA merasa bersyukur sekali apa yang dipublish lewat media ini langsung sampai ke orang-orang yang betul-betul peduli terhadap penderita tengkes di Pekanbaru. Dan juga saling berkoordinasi untuk bersama-sama datangi kediaman HAA.
Disampaikan politisi PAN ini, membantu pengobatan bocah ini tidak bisa sendirian, harus bersama-sama, sehingga bisa komprehensif dan maksimal penanganannya.
Dia juga sudah berkoordinasi dengan RS Awal Bros A Yani dan RS Zainab untuk penanganan check up medisnya. ”Namun itu tidak cukup, karena dari sisi pemberian gizi dan nutrisi bocah ini, jauh lebih penting. Termasuk membantu ekonomi keluarganya ini juga penting,” sebutnya.(gus)