Dalam pariwisata ada sebuah teori yang menarik untuk diketahui bersama termuat dalam buku saya Pariwisata dan Kematangan Sosial, bahwa bisa dilihat tentang masyarakat yang berkembang pariwisatanya, minimal akan memiliki tiga perilaku di antaranya adalah welcome aktitute atau berperilaku terbuka.
Proses pariwisata sejatinya adalah sebuah transaksi dari diri orang berpindah tempat melakukan perjalanan, transaksi ini meliputi pemikiran orang yang memiliki keinginan karena pengaruh daripada pemasaran dan transaksi idil atau nilai-nilai yang terjadi karena proses penikmatan ataupun transaksi materil yang terjadi karena proses pemilikan.
Ketiga unsur ini tidak bisa diabaikan di dalam pengembangan usaha kepariwisataan, kita melihat pada beberapa daerah yang memiliki obyek atau sebagai destinasi tujuan wisata, yang sejauh pengamatan saya yang terlihat dalam produk destinasi itu cenderung sangat sederhana, bahkan lebih bersifat tradisional atau mungkin dikatakan sebagai kampungan, tetapi menjadi begitu berarti di tempat lain.
Tetapi mengapa orang berbondong-bondong banyak mengunjungi tempat itu bahkan boleh dikatakan sebagai tujuan favorit. Ini adalah sesuatu peristiwa yang patut kita pelajari bersama, sebagai sebuah pengetahuan patut kita ulas sehingga dapat diterapkan di tempat usaha kita di daerah kita masing-masing.
Welcome aktitute adalah satu sikap orang, masyarakat, pelaku usaha dan pemerintah pelaku sebagai pentahelix pariwisata terhadap segala sesuatu perubahan yang terjadi baik perubahan perilaku, perubahan pemasaran, perubahan isu-isu yang mampu menjadi daya tarik atau pemicu yang mampu memberikan nilai-nilai positif kepada masyarakat khususnya dunia kepariwisataan.
Boleh dikatakan, misalnya pada satu daerah masyarakatnya memiliki keyakinan kepercayaan tertentu tetapi produk kepariwisataan yang ungggul itu berbeda seperti Bali dengan hindunya tetapi bisa menerima berbagai gaya hidup tentunya dengan pengelolaan yang baik. Peristiwa ini adalah sebuah pembelajaran, sebuah pengetahuan, sebuah perilaku yang penulis katakan sebagai keterbukaan.
Banyak daerah-daerah pariwisata yang dapat dicontohkan di atas yang sangat sederhana tetapi karena dia memiliki sikap keterbukaan tanpa mengabaikan tradisi sesungguhnya yang dia miliki sebagai warisan leluhur. Itu memberikan dampak yang sangat besar kepada pengembangan pariwisata.
Selain Bali ada juga Yogyakarta boleh juga Bandung, kita bisa melihat bagaimana masyarakat di kota dengan budaya keramahannya menyapa setiap yang ketemu. Orang Bali dengan bangga memakai baju tradisionalnya dengan sandal kayu, dengan kebaya seraya memikul batik dan buah tangannya dengan bangga.
Monggo den, mungkin menjadi tidak asing bagi mereka yang berwisata seputaran Malioboro, monggo hanya sepuluh ribu bisa ke keraton dan beli oleh-oleh seraya membungkuk dengan nada merendah.
Punten bade kamana, hanya lima belas ribuk kita antar keliling gedung sate…
Ketika menyambut orang datang ketempatnya. Banyak atraksi yang ditampilkan sebagai bagian daripada kesenangan melakukan yang kalau dalam peritungan dari ekonominya maka itu jauh panggang dari api. Tetapi kesederhanaan itu menjadikan bukti bahwa masyarakat tersebut welcome terhadap orang yang datang dengan menyajikan keseharian sebagai sebuah daya tarik bukan dibuat buat. Natural.
Di tempat lain kita juga bisa melihat bagaimana peristiwa budaya seperti terang bulan dijadikan sebuah sarana komunikasi produk kepariwisataan dengan mengambil nilai-nilai keluhuran norma-norma kebaikan sebagai sebuah tradisi, menularkan kebaikan bersama. Di mana pada terang bulan itu bisa menjadi sebuah sisi edukatif, sisi psikologi di mana pada terang bulan itu kita bisa bersama-sama menikmati bulan bintang di langit yang cenderung kita abaikan ketika hanya PLN mati. Ini merupakan sebuah kepedulian bersama yang patut dikembangkan dalam dunia kepariwisataan.
Welcome aktitute adalah sebuah konsep bahwa sebuah produk itu akan mengalami perubahan mengikuti dengan bagaimana perubahan perilau daripada masyarakat pendukungnya. Welcome aktitute itu adalah sikap egelity atau kelincahan.Welcome aktitute adalah sebuah proses keberlanjutan yang diwarnai sebagai kebutuhan bersama yang disadari bersama untuk tujuan bersama.(nto/c)