KOTA (RIAUPOS.CO) -- FENOMENA alam Bono di Kabupaten Pelalawan tiap tahunnya menarik minat wisatawan mancanegara (wisman) yang datang untuk berselancar. Potensi wisata dengan kunjungan wisman ini coba dimanfaatkan Kota Pekanbaru untuk juga mendapatkan berkah kunjungan.
Terhadap bono, rutin tiap tahunnya juga digelar Bono Jazz Festival dengan tujuan menyatukan kekayaan alam, potensi dengan jazz. Senin (1/4) lalu, digelar rapat koordinasi antara Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, Pemkab Pelalawan dan Pemprov Riau. Rapat fokus membahas pengembangan pariwisata di wilayah Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan (Pekansikawan), dan Riau umumnya.
‘’Rapat ini untuk bagaimana bisa ikut mempromosikan potensi bono di Pelalawan bisa memberi dampak pada kabupaten dan kota di sekitarnya,’’ kata Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT kepada Riau Pos usai pertemuan.
Bono adalah gelombang atau ombak yang terjadi di Muara Sungai Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Ombak Bono Sungai Kampar merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang.
Ombak yang berukuran cukup besar banyak dimanfaatkan untuk bermain selancar. Sensasi berselancar di arus sungai ini adalah suatu hal yang luar biasa dicari para peselancar. Bono terbesar biasanya terjadi ketika musim penghujan di mana debit air Sungai Kampar cukup besar yaitu sekitar bulan November dan Desember.
Firdaus menyebut, jika wisman yang datang ke Bono tak dibawa ke Pekanbaru, maka potensi yang ada di Pekanbaru akan menjadi sia-sia. ‘’Kalau orang hanya dibawa ke Bono saja tanpa diperkenalkan dengan pariwisata Pekanbaru itu tidak menarik. Tapi kalau dikawinkan dengan Pekanbaru dan Siak, mereka stay di Pekanbaru semalam atau dua malam baru ke Bono, insya Allah bisa menarik wisatawan,’’ paparnya.
Dia kemudian menjelaskan bahwa Bono Jazz Festival sebagai iven yang menyemarakkan Bono tahun ini menyentuh pelaksanaan tahun ke lima. ‘’Tiga tahun sebelumnya mereka jalan sendiri-sendiri, berbeda dengan Pemerintah Kabupaten Pelalawan. Di tahun keempat kemaren mereka sudah bergandengan tangan dengan Pemkab Pelalawan. Di tahun kelima ini kami harapkan bergandengan dengan Pekansikawan. Kalau hanya Pelalawan sendiri saja tidak cukup, maka harus didukung oleh Pekanbaru, Kampar dan Siak,’’ urai dia.
Dengan kolaborasi daerah regional Pekansikawan, Firdaus menyebut daya tarik wisatawan akan semakin banyak.(rnl)
(Laporan M Ali Nurman, Kota)