PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Beredar foto di media sosial, perihal wali santri menunjuk-nunjuk wajah ustaz di salah satu pondok pesantren di Jalan Handayani, Marpoyan Damai, Pekanbaru. Dalam foto tersebut terpampang tulisan, "wali murid ngamuk, bentak-bentak ustaz".
Hasil penelusuran Riau Pos di lapangan, salah seorang guru di Yayasan Pendidikan Islam Al-Mujtahadah Pekanbaru, MI, MTs, MA, STAI Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru, Jalan Handayani, Kelurahan Perhentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai diancam oleh salah seorang oknum wali murid yang tidak terima, karena anaknya dikeluarkan dari pondok pesantren tersebut.
Riko, salah seorang pembina santri di Pondok Pesantren Al-Mujtahadah Pekanbaru yang menjadi korban pengancaman itu mengatakan, kronologinya pada waktu itu hari Kamis tanggal 27 Februari 2020, datang salah seorang wali murid ke pondok pesantrennya.
"Ya, awalnya kami memang ada mengelurkan enam orang santri karena ulahnya yang fatal seperti merokok, kabur keluar pagar dan bermain warnet," ujarnya.
Ia menyebutkan, wali santri berinisial BR itu marah-marah dan tidak terima mengancam dirinya. "Saya dibentak dan ada unsur ancaman. Dari Vidio yang viral di Youtube itu sebenarnya sudah terpotong, karena awalnya dalam video itu saya diancam dengan kata-kata malam kamu bisa hilang. Memang pada saat itu saya diam saja. Keluarga saya juga mau diancamnya," ujarnya kepada Riau Pos, Selasa (3/3).
Lanjutnya, pada waktu itu mereka datang dengan membawa pengacara, wartawan ke pondok pesantren. Akhirnya mereka menelepon polisi. Setelah dirinya menjelesakan kepada pihak kepolisian, akhirnya pihak kepolisian memahami hal tersebut dan mendukung saya untuk mengeluarkan santri karena jika tidak dikeluarkan akan menjadi virus bagi santri lain. Wali murid juga mengancam juga akan membawa pihaknya ke Dinas Pendidikan dan KPAI.
Sementara itu, Kapolsek Bukit Raya Kompol Bainar melalui Kanit Reskrim Iptu Selamat membenarkan adanya kejadian itu. “Benar ada kejadian itu. Sudah sekitar satu pekan yang lalu. Namun mereka tidak membuat laporan ke kami dan masalah tersebut sudah damai,” sebutnya pada Riau Pos, Selasa (3/3).
Lebih jauh, diceritakannya, anak dari wali santri itu dikeluarkan karena bandel. "Namanya sudah diberi peringatan sekali, dua kali, tiga kali, tentunya pihak pondok pun menegur," terangnya.
Saat kejadian itu pula, Selamat menyarankan agar masalah itu diselesaikan di Kemenag Kota. Kemudian, saat dirinya di Kantor Kemenag, baik pihak santri maupun pondok sudah duduk bersama. "Ya sudah ada pertemuan. Hasilnya damai," ujarnya.(ksm)
Laporan: DOFI ISKANDAR dan SOFIAH