PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Peredaran narkoba yang semakin terlihat di permukaan, menjadikan orangtua khususnya harus menjaga ketat pengawasan anaknya. Artinya, jangan sampai anak menjadi korban atau terjerumus narkoba. Apalagi hingga menjadi pemakai.
Kriminolog Universitas Islam Riau (UIR) Syahrul Akmal Latif mengatakan, harus melihat pembentukan personaliti. Tiga hal yang memengaruhi peran dan fungsi orangtua.
"Pertama, adalah hak orangtua. Kedua, di pendidikan. Ketiga yaitu lingkungan. Dari tiga elemen memiliki peran masing-masing," sebutnya kemarin.
Lalu, yang terjadi sekarang para anak tidak mendapatkan tiga elemen di atas. Sehingga yang pertama terjadi, Akmal katakan, para orangtua gagal menjadi sosok idola dari anak. Anak mencari sosok di luar dari pada keluarga.
Kemudian kedua, guru tidak hanya sebagai pendidik namun juga pengajar. Selanjutnya, lingkungan pun memengaruhi karena terjadi broken social order. Di mana tatanan sosial yang tidak terukur menjadikan anak sebagai korban penelantaran sosial.
"Dari indikator eksternal yang terjadi basis yang besar menciptakan membentuk kepribadian sosial anak. Dimana dia akan mengambil? Itu dipengaruhi lingkungan. Dengan yang punya nasib sama," ungkapnya.
Kemudian, pada dasarnya anak tidak mempunyai pertimbangan atas putusannya. Karena anak tidak memikirkan risiko. Baginya, yang penting happy sehingga dengan mudah dimanfaatkan.
"Anak ditelantarkan secara primer yaitu anak tidak tahu siapa orangtuanya. Secara sekunder, anak diterlantarkan oleh orangtua karena sibuk mencari nafkah. Sehingga, pembentukan kepribadian ini rawan secara psikologis. Itu yang menjadikan anak mudah menjadi target kejahatan," ucapnya.
Akmal pun menanyakan, lalu siapa yang bertanggung jawab dengan kasus tersebut? Semua harus bertanggung jawab. Itu karena anak adalah aset negara.
"Jangan sampai nanti kita menemukan lost generations, tidak mempunyai kompetisi," tuturnya.(s)