DUA WARGA RIAU SUSPECT CORONA

Diisolasi Khusus, Sampel Darah Diteliti

Pekanbaru | Rabu, 04 Maret 2020 - 08:26 WIB

Diisolasi Khusus, Sampel Darah Diteliti
Pasien suspect corona saat tiba dengan ambulans di RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru pada pukul 12.20 WIB, Selasa (3/3/2020). (*1/SAID MUFTI/RIAU POS)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- VIRUS corona atau Covid-19 diduga telah sampai ke Riau. Dua warga Bumi Lancang Kuning (satu di Pekanbaru dan satu di Dumai) mengalami gejala pengidap virus corona (suspect). Kedua pasien saat ini diisolasi khusus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru dan RSUD Kota Dumai.

Di Pekanbaru, untuk memastikan apakah pasien tersebut hanya suspect atau memang terkonfirmasi, pihak RSUD Arifin Achmad sudah mengirimkan sampel darahnya ke Jakarta. Direktur RSUD Arifin Achmad dr Nuzelly Husnedi mengatakan, begitu sampai di RSUD Arifin Achmad, pasien tersebut langsung dibawa ke ruang isolasi khusus yang sudah disiapkan sebelumnya. Dalam proses pemindahan tersebut, juga sudah dilakukan sesuai prosedur kesehatan penanganan pasien khusus.


"Petugas kesehatan yang melakukan evakuasi juga dibekali alat pelindung diri (APD) sesuai standar. Pasien pun langsung dibawa ke ruang isolasi yang jauh dari ruangan pasien lain," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk memastikan apakah pasien tersebut hanya suspect corona atau tidak. Pihaknya juga sudah mengambil sampel darah dan langsung mengirimkan ke Jakarta untuk diteliti lebih lanjut.

"Pihak dari Kementerian Kesehatan yang akan menganalisa langsung sampel darah pasien tersebut. Apa hasilnya nanti, pihak kementerian juga akan langsung menginformasikan," sebutnya.

Menjelang hasil tes tersebut keluar, pasien suspect corona tersebut akan tetap dirawat di ruang isolasi RSUD Arifin Achmad. Hal tersebut sebagai bentuk antisipasi, jika nantinya hasil tes pasien terkonfirmasi corona, pasien tersebut tidak menularkan ke orang lain.

"Perlu kami tegaskan, bahwa hingga saat ini status pasien tersebut masih suspect corona. Jadi belum dipastikan positif. Untuk itu masyarakat tidak perlu khawatir. Pasien itu kami tangani sesuai prosedur, saat ini kondisinya juga masih stabil," ujarnya.

Untuk berapa lama hasil tes akan keluar, pihaknya belum dapat memastikan. Karena perlu proses untuk melakukan tes tersebut agar hasilnya valid dan masyarakat bisa mendapatkan informasi yang jelas. "Untuk hasilnya kita tunggu dari kementerian kesehatan. Kalau sudah ada hasilnya, pasti nanti akan diinformasikan kepada masyarakat," ujarnya.

Saat ditanyakan informasi perihal identitas pasien suspect corona tersebut, Nuzelly mengatakan bahwa yang bersangkutan adalah warga Riau. Bukan warga negara asing seperti informasi yang beredar.

"Pasien itu warga itu, warga Riau. Jadi bukan warga negara asing, dia baru pulang dari luar negeri, yakni Malaysia," jelasnya.

Sebelumnya, pasien yang diduga terindikasi tersebut berada di RS Awal Bros Panam, kemudian dirujuk ke RSUD Arifin Achmad dan tiba pada Selasa (3/3) sekitar pukul 12.20 WIB. Di lokasi tersebut, paramedis sudah menunggu kedatangan pasien di ruang Pinere, lengkap dengan fasilitas dan langkah penanganan untuk pasien yang diduga terindikasi dan memunculkan tanda-tanda tersebut. Sementara, petugas ambulans yang membawa pasien tersebut dilengkapi dengan masker N95 dan baju safety lengkap dengan sepatu boot.

Informasi merebaknya virus corona tersebut cepat beredar di kalangan warga Pekanbaru. Bahkan, melalui pesan berantai di WhatsApp Group juga santer dan membuat heboh.

Di sisi lain RS Awal Bros Panam menampik kabar merujuk pasien corona ke RSUD Arifin Achmad. Manager Bussines and Development RS Awal Bros Panam dr Rumatha VS MARS menyebut pasien yang dirujuk ke RSUD Arifin Achmad adalah pasien kronis yang berobat ke dokter paru.

"Kami sempat terkejut juga mendengar kabar itu, tapi kami pastikan itu bukan corona. Pasien yang dimaksud adalah pasien yang telah lama terkena penyakit kronis dan berobat ke dokter paru," katanya, Selasa (3/3).

Rumatha menjelaskan, terkait pakaian yang dikenakan oleh perawat yang mengantarkan pasien di RSUD Arifin Ahmad hal tersebut adalah sesuai dengan standar yang berlaku.

"Tadi saya sudah cek, setiap hari Awal Bros banyak merujuk pasien ke RSUD, dan hari ini tidak ada pasien corona. Kalau pakaian yang dikenakan memang standarnya demikian," tegasnya.

Terkait isu yang beredar tentang adanya pasien yang diduga corona adalah pegawai PLN, Humas PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) Fendi Nusantoro menegaskan, hingga saat ini tidak ada pegawai PLN yang terduga corona.

Fendi menyampaikan, ketika mendengar kabar tersebut pihaknya menghubungi semua PLN Regional untuk memastikan kabar tersebut. Ia mengungkapkan beberapa waktu lalu tidak ada pegawai PLN yang melakukan perjalanan ke luar negeri.

"Tadi (kemarin, red) saya tanyakan ke PLN Regional lainnya tidak ada yang ke luar negeri. Kalau pun ada dari umrah," jelasnya.

Fendi menjelaskan, jika memang ada pegawai PLN yang terduga corona pihaknya akan segera menelusuri dan memberikan libur sementara. Ia juga mengatakan akan mengecek RSUD Arifin Ahmad untuk memastikan kabar yang beredar.

"Dari info yang saya dapatkan tidak ada. Tapi kami akan mengecek apa benar ada pegawai PLN yang dirawat di RSUD karena terduga corona. Ini tidak boleh sampai kecolongan," tegas Fendi.

Dirawat Intensif

Di Dumai satu pasien suspect corona dirawat secara intensif di ruang isolasi RSUD Kota Dumai. Pasien berjenis kelamin laki-laki itu mulai di rawat di RSUD Kota Dumai pada, Selasa (3/3). Pasien yang diketahui bekerja sebagai operator loading kapal di perusahaan swasta di Kota Dumai. "Benar ada satu warga yang saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota, namun baru suspect belum terkonfirmasi" ujar Sekretaris Diskes Kota Dumai dr Syaiful kepada Riau Pos, Selasa (3/3).

Ia mengatakan, pihaknya mulai melakukan penyelidikan terkait terkait suspect corona tersebut pada, Jumat (28/2) lalu di puskesmas yang berada di Kecamatan Dumai Timur.

"Jadi pada  pada 27 Februari 2020 saat shift sore dokter menerima seorang pasien yang dicurigai tertular virus corona," tuturnya.

Setelah itu dilakukan wawancara terhadap pasien melalui telepon seluler, sehingga tim mendapatkan informasi pada 26 Januari 2020, pasien pernah melakukan bongkar muat kapal kargo Theresia Orion asal Hongkong yang semua krunya merupakan orang Cina dan terjadi komunikasi atau kontak dengan kru kapal karena pasien naik ke atas kapal menemui kru.

"Kapal tersebut berlayar dari Port Klang Malaysia menuju Dumai, namun  setelah naik kapal pasien tidak ada merasakan sakit," tuturnya.

Selanjutnya, pada 12 Februari 2020,  pasien tersebut  juga melakukan bongkar muat pada kapal kargo Kokuka Vigorous bendera Panama dengan kru kapal kewarganegaraan Filipina yang berlayar dari Prot Klang menuju Dumai.

"Saat itu, terjadi komunikasi langsung antara pasien dengan kru kapal saat akan bongkar muat,  setelah beberapa hari pasien belum merasakan sakit," jelasnya.

Kemudian, pada 17 Februari 2020 pasien tersebut melakukan bongkar muat kapal kargo  Sunny Victory berbendera Marshal Island dengan kru berasal dari Rusia dan Filipina yang berlayar dari Singapura menuju Dumai.

"Juga terjadi komunikasi langsung antara pasien dengan kru kapal. Setelah melakukan pemeriksaan kondisi pasien sudah tidak fit lagi, pasien merasakan batuk, demam, pusing," jelasnya.

Selanjutnya, pada 20 Februari 2020 pasien berobat ke Dokter praktik Swasta di Kota Dumai. "Pada 27 Februari 202 berobat kembali ke Puskesmas Jayamukti," tutur mantan Direktur RSUD Kota Dumai itu.

Ia mengatakan berdasarkan hasil wawancara pihaknya kepada praktik dokter swasta di ketahui pasien dengan keluhan pegal, pusing, mata perih dan susah menelan. "Saat itu, pasien tersebut didiagnosis faringitis dan diberikan obat, cefadroxil, dexamethason, ctm, vitamin B, dan cemetidin," katanya.

Pihaknya juga mendapat keterangan pasien memang punya riwayat penyakit batuk, pilek, gangguan lambung serta ambeyen, sehingga kondisi seperti saat ini sebenarnya masih normal, karena biasanya kalau kondisi pasien sudah makin parah sakitnya perusahaan akan mengarahkan untuk rawat inap.

"Setelah itu pada  27 Februari 2020 sore pasien datang lagi ke pukesmas hasil pemeriksaan diketahui  tekanan darah pasien 120/80, dengan keluhan batuk, pilek, meriang, sesak dan  sakit tenggorokan," ujarnya.

Dikatakannya, saat itu pasien di beri obat amoxicilin, paracetamol, ctm, acetilsistein.

"Berdasarkan informasi dari pasien dan fasilitas kesehatan tempatnya berobat, maka ada kecurigaan pasien terpapar virus corona karena berinteraksi dengan kru kapal yang berasal dari negara terjangkit. Jika dihubungkan dengan masa inkubasi penyakit tersebut 2 –14 hari serta hari pertama muncul gejala, maka diperkirakan transmisi terjadi saat pasien berinteraksi dengan kapal Kokuka Vigorus dan Sunny Victory.  Untuk itu perlu dipastikan riwayat perjalanan kapal tersebut yang memungkinkan kru kapal tertular virus corona," terangnya.

Selanjutnya, tim melakukan koordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai terkait dengan kapal KM Kokuka Vogorus dan KM Sunny Victory.

"Berdasarkan data tersebut di atas pasien tersebut ada kemungkinan tertular virus corona, namun untuk menetapkan suspect Covid-19 pada pasien tersebut perlu dikonsultasikan dan dikoordinasikan kepada dr Fahmi Nofriandi, Sp.P sebagai Ketua Tim Koordinasi Penanganan Pasien Novel Corona Virus RSUD Kota Dumai," ujarnya.

Namun, dari hasil konsultasi dan koordinasi ketika itu kecil kemungkinan pasien tersebut tertular virus corona. "Memang ada kontak dengan kru kapal yang barlayar dari negara terjangkit, namun kita tidak bisa memastikan apakah dia juga kontak dengan masyarakat/pekerja dari negara terjangkit tersebut," jelasnya.

Namun, dikatakan, sebagai bentuk kewaspadaan, pasien tersebut dianjurkan untuk kontrol ke Poli Paru RSUD Kota Dumai. "Pada Sabtu (29/2), atas rekomendasi Ketua Tim Penganggulangan  Covid-19 Kota Dumai, pasien tersebut dirujuk ke Poli Paru RSUD Kota Dumai untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu rontgen paru. Setelah dilakukan pemeriksaan,  ternyata suhu badannya 37⁰c, kondisinya belum dikategorikan pneumonia, sehingga  untuk saat ini ditegakkan diagnosis faringitis akut, sehingga diputuskan untuk dilakukan observasi oleh petugas puskesmas, " tuturnya.

Syaiful mengatakan pada Senin (2/3), Tim Surveilans Dinas Kesehatan Kota Dumai bersama Tim Surveilans Puskesmas di Kecamatan melakukan observasi kondisi pasien di rumahnya dengan hasil pengukuran suhu badan 36⁰C dan tekanan darah 126/91, namun pasien masih mengeluhkan batuk, meriang dan mata merah.

"Kami juga koordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Dumai untuk memastikan potensi penularan dari kru kapal, petugas KKP memastikan bahwa pada saat kontak dengan pasien tidak ada kru kapal yang menderita sakit," jelasnya.

Menurut dr Fahmi Nofriandi, Sp.P dengan pertimbangan tidak ada perubahan signifikan terhadap kondisi kesehatan pasien setelah mendapatkan pengobatan di beberapa tempat serta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan Covid-19 maka ditetapkan suspect. (sol/*1/a/hsb/ted)

Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook