PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Hujan deras yang mengguyur Kota Pekanbaru sejak Kamis (2/2) malam hingga Jumat (3/2) dini hari menyebabkan banjir di sejumlah kawasan. Titik rendaman banjir tertinggi terjadi di Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai yang mencapai 2 meter.
Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) Pekanbaru I Nyoman Sidakarya menjelaskan, sebanyak 13 warga yang terdiri dari tiga kepala keluarga di kelurahan tersebut harus dievakuasi. Puncak rendaman air di rumah tiga kepala keluarga ini menurut Nyoman terjadi Jumat (3/2) mulai pukul 02.00 WIB.
‘’Hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada pukul 00.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB mengakibatkan banjir. Tiga kepala keluarga terdiri dari 13 orang harus dievakuasi, tiga di antaranya balita. Namun, tidak ada korban jiwa, semua selamat,’’ jelas Nyoman, Jumat (3/2).
Nyoman menyebutkan, pihaknya menurunkan tim rescue ke lokasi banjir dengan peralatan water rescue lengkap pada pukul 13.30 WIB. Saat tim tiba di lokasi, air sudah sangat dalam sehingga sempat menyulitkan petugas karena hujan masih turun.
‘’Tim rescue berhasil mengevakuasi seluruh korban banjir dengan menggunakan perahu karet. Semuanya dalam keadaan selamat dan langsung diungsikan ke tempat yang lebih aman,’’ sebut Nyoman.
Seluruh warga yang terdampak banjir pada malam itu berhasil dievakuasi pada pukul 01.30 WIB. Sementara itu, pantauan Riau Pos siang kemarin, banjir di lokasi sudah surut. Warga yang sempat keluar dari rumah mereka yang terendam sudah melakukan aktivitas bersih-bersih.
Sementara itu, sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi bencana di daerah maka Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mengirim surat peringatan dini ancaman potensi banjir tahun 2023 ke kabupaten/kota.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan, surat peringatan tersebut mengacu prakiraan daerah rawan banjir yang disampaikan BMKG dan wilayah potensi longsor. Karena itu, pihaknya meminta BPBD kabupaten/kota se-Riau untuk melakukan upaya pencegahan dalam meminimalisir dampak ancaman bencana banjir dan longsor yang kemungkinan timbul di masing-masing kabupaten/kota.
“Kami sudah minta kabupaten/kota untuk meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait, serta monitoring potensi ancaman bancana banjir dan longsor di wilayah masing-masing daerah,” ujarnya.
Kemudian, pihaknya juga meminta kabupaten/kota untuk menetapkan status bencana banjir jika diperlukan, dan mendirikan posko penanganan kalau terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
“Karena kita lihat saat ini potensi hujan di wilayah Riau masih tinggi, sehinga kabupaten/kota perlu melakukan kewaspadaan dini terhadap ancaman bencana banjir dan longsor,” ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau kepada kabupaten/kota yang memerlukan bantuan, baik berupa peralatan evaluasi dan juga logistik untuk dapat menghubungi pihaknya. “Kalau ada yang memerlukan bantuan baik peralatan, personel dan logistik segera laporkan ke kami. Kami siap memberikan bantuan,” ujarnya.(end/sol)