PERKETAT PENGAWASAN, PRESIDEN TAK INGIN KARANTINA KECOLONGAN LAGI

12.514 Dosis Vaksin Kedaluwarsa di Riau

Pekanbaru | Selasa, 04 Januari 2022 - 09:27 WIB

12.514 Dosis Vaksin Kedaluwarsa di Riau
Ilustrasi (INTERNET)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - SEBANYAK 12.514 dosis vaksin Covid-19 di Riau kedaluwarsa atau tidak dapat digunakan lagi. Vaksin tersebut bermerk Astrazeneca dan Moderna. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Riau Masrul Kasmy mengatakan, belasan ribu vaksin yang kedaluwarsa itu berada di enam kabupaten. Di mana batas waktu kedaluwarsa vaksin tersebut per tanggal 31 Desember 2021.

"Total vaksin yang kedaluwarsa sebanyak 12.514. Vaksin tersebut berada di enam kabupaten di Riau dan sudah masuk batas kedaluwarsa pada 31 Desember 2021," ujar Masrul.


Enam kabupaten tersebut, ujar Masrul, adalah Kampar, Indragiri Hilir, Siak, Rokan Hulu, Rokan Hilir, dan Indragiri Hulu. Selanjutnya, belasan ribu vaksin Covid-19 kedaluwarsa itu akan dibuatkan berita acaranya sebelum dilakukan pemusnahan.

"Akan dimusnahkan karena tak boleh lagi dipakai," ujarnya.

Ke depan, kata Masrul, pihaknya akan memberlakukan pola baru untuk penggunaan vaksin Covid-19 agar hal seperti tidak terulang kembali. Adapun pola yang nantinya akan dipakai yakni vaksin Covid-19 yang sudah mendekati masa kedaluwarsa akan lebih dulu disuntikkan kepada masyarakat.

"Jadi nanti ada instrumennya. Sebelum masa berlaku vaksin yang lama habis, itu yang didahulukan," jelasnya.

Siak Nihil Vaksin Kedaluwarsa

Sejauh ini tidak ada vaksin yang kedaluwarsa di Siak. Semua sudah terpakai dan capaian vaksinasi ada di angka 72,80 persen. Demikian dijelaskan Juru Bicara Satgas Covid-19 Siak Budhi Yuwono pada Senin (3/1) malam. Lebih jauh dikatakannya, akselerasi vaksinasi yang dilakukan akhir November hingga Desember lalu, vaksin yang tersedia semua terpakai, sehingga tidak ada yang kedaluwarsa.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Polres dan jajaran serta TNI melalui Kodim 0322/Siak atas kerja samanya yang bekerja siang malam untuk mencapai angka tersebut," ucap Budhi.

Semua karena bersinergi, dan bekerja cerdas dan cepat tanpa kenal waktu. Bahkan sampai mengetuk pintu rumah warga serta melakukan penjemputan. Respons masyarakat sangat positif. Semua bersemangat untuk melakukan vaksinasi termasuk para lansia. Tidak ada paksaan, semua melakukannya dengan sukarela. Bahkan tak jarang sampai terjadi antrean. Atas capaian itu, sejak dua bulan lalu, Siak nihil warga terkonfirmasi positif Covid-19. Mudah-mudahan 2022 tetap nihil.

Sementara Kapolres Siak AKBP Gunar Rahadiyanto mengaku senang atas capaian vaksinasi dari 300 ribu lebih warga Siak. "Mari tetap mematuhi prokes, meski capaian vaksin kita sudah melampaui. Masih ada beberapa kecamatan yang belum mencapai 70 persen. Meski sebaliknya ada juga yang sudah di angka 90 persen," terang Gunar.

Kuncinya ada pada bersinergi dan membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan vaksinasi. Vaksinasi tidak hanya menyelamatkan diri sendiri tapi juga orang lain, terutama orang-orang terdekat.

"Kami ingin semua terbebas dari Covid-19, termasuk anak-anak. Makanya vaksinasi terhadap anak kini sedang proses," kata Gunar.

Pasien Positif Covid-19 Bertambah 1 Orang

Pasien positif Covid-19 di Riau per Senin (3/1) bertambah satu orang. Plt Kepala Dinas Kesehatan Riau, Masrul Kasmy mengatakan, total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 128.566 orang.

"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah dua orang, sehingga total 124.419 orang yang sudah sembuh," katanya.

Juga tidak terdapat pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau tetap 4.124 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak lima orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 18 orang.

"Sehingga saat ini jumlah pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan, baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri sebanyak 23 orang," ujarnya.

Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 256 orang dan yang isolasi di rumah sakit 22 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 153.406 dan yang meninggal dunia 511 orang. Masrul juga mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.

Presiden Tak Ingin Karantina Kecolongan Lagi

Dari seluruh negara yan terinfeksi Covid-19 varian Omicron, Indonesia ada di posisi ke-40. Hingga kemarin ada 152 kasus Omicron di Tanah Air. Presiden Joko Widodo meminta jajaran terkait untuk menyiapkan langkah mitigasi dalam menghadapi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus kasus varian Omicron. Sebab sudah terjadi transmisi lokal yang diumumkan pada 16 Desember lalu.

"Apalagi lagi kita memasuki tahun baru dan di bulan Januari seluruh sektor sudah bergerak dengan aktivitas-aktivitasnya," ujar Jokowi.

Dia meminta agar mempersiapkan fasilitas kesehatan di pusat maupun daerah untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus. Konfirmasi kasus varian Omicron hampir seluruhnya berasal dari kasus impor atau imported case. Oleh karena itu, Jokowi menginstruksikan agar dilakukan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan karantina bagi pelaku perjalanan luar negeri.

"Jangan ada lagi dispensasi-dispensasi, apalagi yang bayar-bayar itu kejadian lagi," tuturnya.

Dia meminta BIN dan Kepolisian untuk turut mengawasi. Selain itu, pemerintah juga terus mengencarkan pelaksanaan vaksinasi sebagai bagian dari upaya penanganan pandemi Covid-19.

"Terus kita kejar sesuai dengan target yang telah kita berikan, sehingga segera kita bisa menyelesaikan baik dosis 1 maupun dosis 2," ucapnya.

Dia mendapatkan informasi bahwa stok vaksin di Tanah Air melimpah. Pada kesempatan lain, Jokowi membeberkan bahwa vaksinasi Covid-19 dosis 1 dan 2 sudah mencapai. 281.299.690 dosis. Capaian vaksinasi tersebut bukan suatu hal yang mudah, mengingat Indonesia memiliki kondisi geografis yang menantang. Secara rinci, Presiden menyampaikan bahwa cakupan vaksinasi nasional dosis pertama sudah lebih dari 70 persen. Sedangkan dosis kedua sudah di atas 50 persen. Sedangkan untuk vaksinasi anak usia 6-11 telah mencapai 3,8 juta dosis.

Sementara itu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meyakinkan bahwa kasus Omicron di Indonesia cukup rendah. Ini dikarenakan karantina di Indonesia cukup ketat.

"Secara klinis, antibody dari vaksin bisa dilalu tapi bisa lebih baik. Ini kenapa kematiannya rendah," ujarnya kemarin.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook