41 IRT dan 10 PNS Terpapar HIV/AIDS

Pekanbaru | Senin, 03 Desember 2018 - 10:26 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -Sebanyak 490 warga Riau, terpapar human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immuno deficiency syndrome (AIDS). Jumlah ini terdata sejak Januari hingga Oktober 2018. Dibanding tahun lalu, ada penurunan.

 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, dari 490 orang tersebut, 222 di antaranya menderita HIV. Sedangkan 268 lagi, menderita AIDS. Angka ini belum final, karena bisa saja dalam dua bulan ke depan ada penambahan.

Baca Juga :Drainase Pasar Induk Harus Segera Dibangun

“Data sampai Oktober ada 490 orang. Mungkin sampai akhir tahun ada penambahan,” kata Mimi,  Ahad (2/10) di Pekanbaru.

Angka tersebut kata dia, mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Di mana, tahun lalu penderita HIV/AIDS tercatat sebanyak 824 kasus. Jumlah itu terdiri dari penderita HIV sebanyak 441 kasus, dan AIDS 383 kasus.

   Mimi mengklaim, adanya penurunan angka penderita HIV/AIDS ini, karena masyarakat sudah mulai sadar akan bahaya penyakit ini. “Kesadaran masyarakat sudah semakin tinggi. Masyarakat sudah tahu cara-cara melakukan pencegahan,” kata dia.

   Mimi menjelaskan, penderita HIV/AIDS di Riau, paling banyak berusia antara 25-29 tahun, yang mencapai 24,2 persen. Setelah itu diikuti usia 30-34 tahun dan 35-39 tahun. “Sedangkan HIV/AIDS cenderung dialami kaum laki-laki,” kata dia.

   Kata Mimi, penularan tertinggi kasus HIV/AIDS paling banyak melalui hubungan seksual. Baik itu hubungan lawan jenis atau heteroseksual, maupun sesama jenis atau homoseksual. Penularan melalui hubungan heteroseksual ada 310 kasus, homoseksual 158 kasus.

 “Menyusul setelah itu, penularan melalui jarum suntik sebanyak empat kasus. Kemudian penularan dari ibu ke anak sebanyak sembilan kasus, dan lain-lain sembilan kasus,” ujar dia.

   Dilihat dari latar belakang pekerjaan penderita, paling banyak bekerja sebagai karyawan atau tenaga non profesional, yang berjumlah 88 orang. Menyusul orang yang bekerja sebagai wiraswasta 52 orang, ibu rumah tangga 41 orang, dan pengangguran 42 orang.

  Terdata juga sebanyak 10 orang penderita HIV/AIDS yang bekerja sebagai PNS, dan empat orang bekerja sebagai TNI/Polri dan sekuriti. Selanjutnya, 14 orang adalah petani atau peternak, lima orang pelajar atau mahasiswa. Kemudian buruh kasar dua orang, sopir lima orang, tenaga profesional non medis tiga orang.

   Anehnya, yang bekerja sebagai penjaja seks, hanya ada satu orang menderita HIV/AIDS. Begitu juga dengan narapidana, yang terdata satu orang menderita HIV/AIDS.

 HIV/AIDS ini kata dia, menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Namun, tidak perlu khawatir karena virus ini dapat ditekan dengan meminum obat anti-retroviral (ARV).

    “Jadi, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) ini harus rutin meminum obat ARV. Sehingga dapat memperlambat bertambah parahnya penyakit serta mencegah infeksi sekunder dan komplikasi. Banyak juga yang akhirnya jadi sehat.

 Dari catatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau, sejak 997 hingga 2018, sudah ada 5.418 kasus HIV/AIDS di Riau. Paling banyak kasusnya ditemukan di Kota Pekanbaru, yang mencapai 2.670 kasus. Menyusul Bengkalis 536 kasus, dan Dumai 506 kasus. Paling sedikit ditemukan di Kuantan Singingi, dengan jumlah 61 kasus.(mng)

(Laporan SARIDAL MAIJAR, Pekanbaru).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook