PEKANBARU, (RIAUPOS.CO) - Pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) yang diperluas di Kota Pekanbaru resmi diterapkan, Jumat (2/10). Ini ditandai dengan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Kota Pekanbaru melakukan gelar pasukan di Mal Pelayanan Publik (MPP).
Seperti diketahui, PSBM yang semula hanya diterapkan di Kecamatan Tampan sejak 15-29 September diperpanjang. Waktu dua pekan penerapan pertama belum mampu menekan angka lonjakan pertambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Karena itu, sejak 30 September lalu hingga 14 hari selanjutnya PSBM di Tampan diperpanjang dan ditambah dengan tiga kecamatan lainnya, yakni Bukitraya, Marpoyan Damai dan Payung Sekaki.
Penjabat Sekretaris Daerah Kota (Pj Sekdako) Pekanbaru
Muhammad Jamil MAg MSi di lokasi gelar pasukan mengungkapkan, agar PSBM lanjutan yang juga diikuti tiga kecamatan lainnya ini dapat membuahkan hasil maksimal.
"Kami dari pemerintah kota berharap agar memiliki hasil maksimal dalam upaya pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19 ini," ujarnya.
Menurutnya, PSBM yang diterapkan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid-19. Ia juga mengimbau masyarakat dapat mengikuti regulasi bagi di wilayah mereka yang menerapkan PSBM.
"Pergerakan masyarakat dibatasi mulai pukul 21.00WIB hingga pukul 07.00WIB," terangnya.
Ia mengungkapkan, pengawasan dilakukan petugas gabungan TNI, Polri, Satpol PP, BPBD, dan Dishub Pekanbaru di wilayah PSBM. "Satu kecamatan ada lebih kurang 100 personel gabungan yang melakukan pengawasan. Baik secara mobile maupun yang ada pada setiap pos penjagaan di setiap pintu masuk kecamatan," singkatnya.
Di Pekanbaru, masih tingginya angka penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dapat dilihat dalam update harian yang dirilis Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. Pada Kamis (1/10) kemarin terdata ada penambahan kasus konfirmasi positif 155 orang, satu di antaranya meninggal dunia. Ini membuat total pasien terkonfirmasi positif total berjumlah 3.836 orang.
Kemudian, total pasien sembuh berjumlah 1.342 orang. Di antaranya 463 orang sembuh dan pulang dari rumah sakit dan 879 orang sembuh isolasi mandiri. Lalu, total pasien yang masih dirawat 2.427 orang. Dirincikan 1.099 orang dirawat di rumah sakit dan 1.328 orang perawatan mandiri. Sedangkan total pasien meninggal dunia 67 orang.
Di sisi lain Kadiskes Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan adanya penambahan 182 pasien positif Covid-19 di Riau per Jumat (2/10). Dengan demikian, total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini sebanyak 8.069 pasien.
"Dari jumlah tersebut, yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 2.647 orang, dirawat di rumah sakit sebanyak 967, sembuh 4.283 dan yang meninggal dunia 172 orang," paparnya.
Sekda Kota Dumai Reaktif
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Dumai Herdi Salioso dinyatakan reaktif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test. Untuk memastikan apakah pejabat eselon II di lingkungan Pemerintah Kota Dumai itu terpapar atau tidak, tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai sudah swab test kepada Sekda Kota Dumai, Jumat (2/10). Hasilnya akan keluar sekitar dua sampai tiga hari mendatang.
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai bergerak cepat untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 di lingkungan perkantoran Pemerintah Kota Dumai, untuk itu tim melakukan rapid test dan swab test kepada sejumlah ASN di lingkungan Sekretariat Pemko Dumai pada hari yang sama.
Wali Kota Dumai Zulkifli AS sudah menerima kabar jika Sekda Kota Dumai hasil rapid test-nya reaktif, dan saat ini tengah menjalani isolasi mandiri.
"Semoga Pak Sekda segera pulih, mungkin hanya keletihan, ya kondisinya juga masih sehat, kita doakan bersama-sama agar bisa pulih kembali," terangnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Kota Dumai dr Syaiful membenarkan jika Sekda Kota Dumai hasil rapid test-nya reaktif. "Benar, saat ini Sekda sudah menjalani Isolasi mandiri menjelang hasil swab keluar," ujarnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan adanya penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Dumai sebanyak 13 kasus. Kabar baiknya kasus pasien positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh lebih banyak 58 kasus dan meninggal 17 kasus.
"Dari kasus kematian warga kita di atas, kami meminta kepada masyarakat untuk selalu menggunakan masker bila keluar rumah. Covid-19 ini nyata ada di depan kita. Jadilah masyarakat yang bijak dan cerdas. Seluruh fakta ilmiah sangat jelas menunjukkan bahwa SARSCoV2 sebagai penyebab Covid -19 nyata adanya," terangnya.