PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kekurangan pengajar atau guru menghantui sekolah-sekolah di Kota Pekanbaru. Pasalnya, keberadaan guru honorer akan dihapuskan. Kondisi ini cukup meresahkan bagi guru yang masih berstatus honorer.
Jelita, salah seorang guru yang mengajar di salah satu SD negeri di Kota Bertuah mengaku sudah mengetahui bahwa keberadaan guru yang berstatus di luar guru ASN dan PPPK akan dihapus sampai akhir tahun ini.
"Kami memang merasa dihantui dan memang takut jika kebijakan penghapusan guru honorer benar-benar dilaksanakan. Maka kami akan dipecat alias tidak mengajar lagi karena kan masih honorer," ungkapnya kepada Riau Pos, kemarin.
Sementara dia juga mengaku belum masuk dalam kategori guru PPPK. Menurutnya, yang lulus guru PPPK saja tidak semua diakomodir Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Salah satu penyebabnya karena keterbatasan anggaran Pemko Pemko Pekanbaru.
"Kami juga mengerti, anggaran pemko terbatas, kalau tak salah yang lulus PPPK itu ratusan tetapi yang diakomodir hanya beberapa guru. Infonya pemerintah pusat akan membantu dengan mengangkat guru PPPK dengan anggaran pusat juga tetapi tidak tahu kalan terealisasi," katanya.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Dr H Abdul Jamal MPd tak menampik, bahwa memang sekolah di Pekanbaru masih kekurangan guru. Apalagi banyak guru yang sudah masuk masa pensiun.
"Kekurangan guru memang ada benarnya," katanya.
Abdul Jamal pernah mengaku pihaknya cukup dipusingkan dengan nasib guru honorer yang berpotensi tak lagi dipekerjakan dengan kebijakan pemerintah pusat akan menghapus pegawai honorer jelang akhir 2023. “Bisa kolaps dunia pendidikan kita karena kekurangan guru secara drastis. Jumlah guru honorer mencapai 1.500 orang saat ini," ujar Jamal.(ilo)