151 Warga Terserang DBD

Pekanbaru | Selasa, 03 Juli 2018 - 11:09 WIB

151 Warga Terserang DBD

(RIAUPOS.CO) - Jumlah warga Kota Pekanbaru yang terjangkit demam berdarah dengue (DBD) terus bertambah setiap pekannya. Dimana memasuki pekan ke-26 tahun 2018 terdapat 151 orang terserang penyakit akibat nyamuk aides agepty itu.

Kasi Pencegahan dan Pengendalian  Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Surya Delvifiria SKM tak menampik jumlah warga terserang DBD bertambah. Namun, apabila dibandingkan dengan tahun lalu pada pekan yang sama jumlahnya mengalami penurunan signifikan.

Baca Juga :95 Persen Kasus Malaria di Riau Ditemukan di Rohil

“Pekan ke-26 ada 151 orang. Jumlah ini menurun bila dibandingkan  tahun lalu yakni sebanyak 370 orang,” ungkap Surya Delvifiria kepada Riau Pos, Senin (2/7).

Dipaparkan perempuan yang akrab disapa Delvi itu, 151 penderita DBD tersebar di Kecamatan Sukajadi 8 orang, Senapelan 10 orang, Pekanbaru Kota 7 orang, Rumbai Pesisir 7 orang, Rumbai 3 orang, Limapuluh 7 orang, Sail 2 orang. Selanjutnya di Kecamatan Bukit Raya 15 orang, Marpoyan Damai 15 orang, Tenayan Raya 27 orang, Tampan 24 orang dan Kecamatan Payung Sekaki 26 orang. ”Dari jumlah itu terdapat dua orang dinyatakan meninggal dunia,” imbuhnya.

Untuk menekan jumlah penderita DBD, sebutnya, pihaknya melakukan sosialisasi gerakan satu rumah satu kader juru pemantau jentik (jumantik) di 12 kecamatan di Kota Pekanbaru. Sebab menurutnya pencegahan awal mesti dilakukan dari lingkungan rumah. “Kami juga ada melakukan sosialisasi pembuatan perangkat nyamuk dan fogging, kami juga minta masyarakat menggalakan 3 M Plus,”  sebutnya.

Selain itu ditambahkannya, Diskes Kota Pekanbaru juga menyediakan bubuk abate dan racun malation. Sementara pelaksanaan fogging tidak bisa dilakukan sembarangan, sebab mesti dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP).

“Fogging itu jika ada kasus, kemudian dilakukan penyelidikan. Apabila memenuhi SOP, barulah dilaksanakan fogging,”  jelas Delvi.

Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar rutin melakukan gotong royong dan menjaga lingkungan sekitar. Karena hal ini dapat memutus mata rantai perkembang biakan serta penyebaran nyamuk aides aigepty.

“Kami perlukan peranan seluruh pihak, untuk menekannya mesti dilakukan secara bersama-sama,” pungkas Delvi.(ade)

Laporan RIRI RADAM, Kota









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook