PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Jembatan Sultan Abdul Jalil Alamuddi Syah yang populer dengan nama Jembatan Siak IV, kini telah bisa dilewati oleh pengendara kendaraan bermotor mau pun pejalan kaki. Puluhan orang, terutama saat sore hari kerap datang untuk sekadar lewat atau berfoto di jembatan tersebut.
Sayangnya keindahan Jembatan Siak IV yang baru diresmikan 18 Maret lalu ini, pengerjaannya dinilai kurang maksimal. Terutama trotoar untuk pejalan kaki dari arah Rumbai Pesisir sebelah kanan. Terlihat trotoar tidak rata. Di beberapa tempat pembatas antar sambungan jalan, juga terlihat renggang berjarak sekitar 10 cm, sehingga pejalan kaki bisa melihat apa yang ada di bawah jembatan dengan jelas.
Salah seorang pejalan kaki Syamsiar mengatakan, ia cukup terganggu dengan keadaan trotoar tersebut. Perempuan paruh baya ini mengaku setiap hari menyeberang menuju Jalan Sudirman Ujung untuk pergi ke pasar.
‘’Ya cukup mengganggu lah, belum lagi yang renggang, jadinya harus melangkah lebih lebar biar tidak masuk lubang. Harus hati-hati juga biar tidak kesandung besi-besi itu,” ujarnya.
Besi-besi terlihat menonjol di beberapa tempat, jika tidak memperhatikan jalan, pengguna bisa terjatuh karena besi tersebut. Hal ini diakui oleh pengguna trotoar yang lain, Fika. Menurutnya, pembangunan jembatan ini masih banyak terlihat kekurangannya terutama di trotoar bagi pejalan kaki.
‘’Jembatannya sih bagus, cantik juga buat berfoto-foto, tapi harus hati-hati juga dan memperhatikan jalan agar tak kesandung. Takut juga pas foto-foto nanti jatuh,” ungkap Fika.
Baik Fika maupun Syamsiar, keduanya berharap agar pemerintah segera memperbaiki keadaan trotoar untuk pejalan kaki di Jembatan Siak IV tersebut. “Mungkin karena masih baru, jadi belum sempat dibenahin, jadi semoga nanti segera diperbaiki,” tambah Fika.
Sementar itu, Kepala Bidang Jembatan Yunan Haris mengatakan pihaknya juga bingung dengan kondisi tersebut. Pasalnya beberapa perangkat pendukung jembatan yang kerap hilang dan rusak di areal tersebut.
‘’Kami juga bingung cara mengakalinya. Memang betul ada jarak 10 centimeter. Kadang-kadang besi hilang. Renggang dipasang plat. Kemarin juga hilang. Jarak itu harus bersatu. Kita pasang plat dicuri oleh masyarakat. Besi yang dipasang dicuri orang. Sudah kita selesaikan dilas. Dipasang besi plat malah dimaling. Mungkin kurangnya kesadaran masyarakat,” tuturnya.(*2/izl)
(Laporan MARRIO KISAS dan DOFI ISKANDAR, Pekanbaru)