Terkait sumber air dari hidran, Damkar dan Chevron mengaku hanya beberapa hidran saja yang bisa difungsikan untuk mensuplai air. Padahal, menurut pengakuan pedagang jumlah hidran sekitar 10 unit. Jika semua bisa berfungsi secara normal, bukan tidak mungkin proses pemadaman bisa dilakukan lebih cepat.
Menanggapi hidran yang tidak berfungsi, pihak pengelola Plaza Sukaramai yang diwakili oleh humas, Suryanto menuturkan belum bisa memberikan statement. ”Saat ini kami fokuskan pemadaman api. Masalah kerugian, hidran, penyebab kebakaran dan lainnya kami belum bisa ber statement. Kami tidak mau berpolemik. Yang terpenting sekarang api padam dulu dan tidak ada korban jiwa,” ungkap Suryanto.
Tak lama usai wawancara dengan pengelola Plaza Sukaramai, tiba-tiba warga berlarian ke arah pintu utama Plaza Sukaramai. Sekitar pukul 11.00 WIB, api kembali membara di dalam bangunan pintu masuk utama. Satu per satu atap dari bangunan roboh. Kaca-kaca pecah berhamburan. Suara reruntuhan dan gemuruh bangunan dilumat api terdengar meledak-ledak membuat warga yang melihatnya memekik.
”Api... api..,” teriak Buyung yang saat itu tengah mengevakuasi barang dagangannya. Dengan cepat petugas damkar menyemprotkan air tekanan tinggi ke amukan api yang berada di lantai dua dan tiga bangunan. Pendeknya selang membuat proses pemadaman menjadi sulit. Karena tembakan air tak sampai ke titik api. Damkar bersama Chevron melakukan upaya lain dengan menggunakan selang lebih besar dan panjang. Tembakan air memang lebih besar, namun petugas kesulitan mengarahkan selang ke kobaran api.
Selama api berkobar, damkar tak henti-hentinya menembak air. Bebarapa petugas juga dikirim ke titik api dengan menggunakan tangga. Namun api masih terus melumat apa saja yang berada di sekitarnya. Pedagang yang jarak tokonya hanya sekitar 10 meter dari api begitu sibuk mengevakuasi dagangan mereka. Puluhan orang pun turut membantu aksi evakuasi tersebut.
Di tengah-tengah kejadian, hujan turun cukup deras. Namun, tak cukup ampuh mengusir api. ”Dengan adanya hujan, setidaknya bisa membantu proses pendinginan,” kata Sekretaris BNPBK Kota Pekanbaru Hermanto Yasin kepada Riau Pos.
Beberapa waktu berselang, api besar semakin tak terlihat. Namun, asap tebal masih mengepul dan terbang bebas terbawa angin. Dikatakan oleh Atmo, salah satu petugas pemadam dari Chevron yang masuk ke lokasi kebakaran, api masih berkumpul di dalam bangunan. ”Titiknya ada banyak dan menyebar hingga ke dalam-dalam. Saat kami mencoba menjangkau ke titik, kondisi lantai atau pijakan begitu genting ibarat berjalan di atas sehelai papan tripleks. Perlu ekstra hati-hati. Itu yang menyulitkan pemadaman,” katanya saat baru keluar dari gedung dengan muka hitam dan nafas terengah-engah.