Saat ditemui anggota keluarga almarhumah yang ditinggalkan mengungkapkan pasien memiliki riwayat penyakit yang salah satunya jantung yang lama diderita. Bahkan pihak keluarga menyangkal atas kepergian sang ibunda yang terkait Covid-19 yang dihubungkan, meski demikian pemakaman dengan protap PDP tetap dilaksanakan.
“Kami ikhlas walaupun cara pemakamannya seperti ini karena harus mengikuti anjuran dan aturan dari pemerintah,namun begitu kami juga yakin bahwa ibunda kami tidak terkait Covid-19,” ungkap salah satu anak almarhumah.
Sementara JE (36) dikebumikan di TPU Jambon Asrama Tribrata, Duri. Hingga pukul 22.46 masih dilakukan proses untuk pemakaman.
Dengan meninggalnya 2 PDP di RSUD Mandau ini, maka total PDP di Bengkalis yang meninggal berjumlah 3 orang. Satu lagi adalah pasien dari RSUD Bengkalis yang meninggal Rabu (7/4). Bedanya, untuk PDP dari RSUD Bengkalis ini hasil rapid test-nya positif. Namun seperti berulang kali disampaikan Kadis Kesehatan Bengkalis Ersan Saputra, hasil rapid test positif bukan berarti yang bersangkutan positif Covid-19.
“Rapid test ini baru skrining awal untuk mendeteksi antibody. Yaitu IgM dan IgG yang diproduksi tubuh untuk melawan virus. Sementara hasil akurat baru diketahui setelah melalui pemeriksaan swab. Bisa saja rapid test-nya positif, tapi hasil swab-nya negatif Covid-19,” kata Ersan dalam keterangan persnya beberapa waktu lalu.
Sementara itu, berdasarkan data PDP yang dirawat hingga Selasa malam, dengan jumlah 7 orang, maka dengan meninggalnya 2 PDP dari RSUD Mandau tinggal 5 orang yang dirawat, dengan rincian 4 di RSUD Bengkalis dan 1 di RSUD Mandau.
Punya Riwayat Jantung Kronis
Di Pelalawan, satu PDP yang meninggal berasal dari Kecamatan Pangkalankerinci, Selasa (14/4). Warga Jalan Raja Kelurahan Kerinci Kota berinisial CN (57). Dia menghembuskan napas terakhir saat diisolasi tiga hari di RSUD Arifin Achmad. Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pelalawan H Asril SKM MKes menyebut CN memiliki riwayat penyakit penyerta yaitu jantung kronis. Warga yang merupakan pensiunan PT Pechtech Pelalawan ini tidak memiliki riwayat bepergian keluar daerah.
“Hanya saja saat masuk RSUD Arifin Achmad kondisi kesehatan pasien itu sudah parah. Sedengkan pasien itu sudah dites swab, tapi hasil laboratoriumnya belum keluar. Sehingga belum bisa dipastikan apakah pasien itu positif atau negatif Covid-19,” terang Asril.
Diungkapkan Asril, CN masuk ke ruang isolasi RS Amelia Medika Pangkalankerinci pada Ahad (12/4) siang. Saat itu dia mengalami gejala demam, batuk, dan sesak napas sehingga langsung ditetapkan sebagai PDP Covid-19. Namun, setelah beberapa jam dirawat di RS swasta ini, kondisi CN mulai menurun. Sehingga pada Ahad (12/4) malam, Dinas Kesehatan melalui Public Safety Centre (PSC) merujuk pasie ke RSUD Arifin Achmad agar mendapatkan penanganan dan perawatan yang lebih memadai.
“Tapi, setelah tiga hari dirawat di ruang isolasi RSUD Arifin Achmad, kondisi PDP ini semakin memburuk dan tidak tertolong. Sehingga pada Selasa (14/4) pagi, CN akhirnya menghembuskan napas terakhir. Dan pihak RSUD Arifin Achmad telah memberikan informasi bahwa CN sudah dikebumikan di pemakaman khusus korban virus corona di daerah Palas sesuai dengan protokol Covid-19,” ujar Asril.(sol/ali/hen/esi/*1/amn)