Pria yang akrab disapa Awai ini mengaku, tidak menginginkan tempat usaha yang telah lama ditekuni tutup terlalu lama. Ini mengingat banyak karyawan yang bekerja dan menggantungkan hidup dari Kim Teng. “Dari delapan oulet yang ada, kami memperkerjakan 100 karyawan,” sebut Awai.
Tutup selama dua hari, tentunya pemilik mengalami kerugian. Akan tetapi Awai enggan menyebut berapa nominal. Ketika disinggung mengenai tempat kedai kopi lain yang tidak diperiksa laik sehat, Awai menyebutkan, dirinya tidak peduli. “Dengan adanya ini, kami punya standar laik sehat yang lebih baik. Kami ingin memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen. Kalau tempat lain tidak punya, kami tidak mempedulikannya,” imbuhnya.
“Terhadap makanan olahan yang terpapar jamur, Awai mengaku tidak mengetahui penyebabnya. Karena para konsumen yang menikmati makanan di seluruh outlet-nya tidak mengalami masalah. Saat ini dirinya bukan mencari siapa yang salah dan benar. Namun bagaimana memperbaiki dan mengambil hikmahnya serta mengikuti standarisasi.
“Kami buat selai itu untuk semua outlet, tapi tidak ada masalah dengan konsumen yang menikmatinya di tempat kami. Kalau sudah berada di luar mungkin terkena lainnya, bisa akibat letaknya atau terkena panas. Itu yang tidak diketahui. Ke depan kami akan memberikan yang terbaik agar kejadian serupa tidak tejadi kembali,” kata Awai.(*3/lim)