PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Seorang pria berusia 32 tahun, warga Jalan Garuda Sakti Kota Pekanbaru dirawat dan menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), Senin (30/3). Dia memiliki riwayat baru saja kembali dari India dan menderita gejala pneumonia.
Pria ini sebelum dirawat terlebih dahulu dijemput oleh petugas kesehatan Puskesmas Simpang Baru, Kecamatan Tampan setelah diinformasikan oleh ketua RW tempat tinggalnya. Dia diketahui juga merupakan jamaah tabligh.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru Muhammad Amin saat dikonfirmasi membenarkan adanya warga Jalan Garuda Sakti yang dijemput dan dirawat ini. "Iya, ada yang dari India. Tadi ditangani oleh Puskesmas Simpang Baru," katanya.
Menambahkan Amin, Kabid Pence (P2P) Diskes Pekanbaru Maisel Fidayesi menyebut saat ini pria tersebut sedang dirawat di RS Tabrani. "Sekarang pasiennya dirawat di RS Tabrani, statusnya PDP (pasien dalam pengawasan, red)," ungkapnya.
Dari data yang dihimpunnya, pria ini baru kembali dari India dan sempat transit di Jakarta. "Ada riwayat dari India, transit ke Jakarta juga lalu ke Pekanbaru. Di antara dia dan keluarganya, yang masuk rumah sakit hanya dia," imbuhnya.
Saat dijemput oleh petugas puskesmas, pria ini menunjukkan gejala demam tinggi, pilek, batuk, dan sesak nafas. Dia langsung menjadi PDP karena sesak nafas. "Kalau ODP (orang dalam pemantauan, red), kalau dia ada riwayat dari daerah terjangkit, batuk pilek dan demam tidak disertai sesak. Kalau ada pneumonia, sesak nafas jadi PDP. Ini ada gejala sesak," paparnya.
Terhadap pria ini petugas medis akan melakukan tes swab. Sementara keluarga pria ini sekarang menjadi ODP. "Nanti diambil swab-nya. Keluarganya dipantau dan didata saja sama puskesmas, lalu diminta isolasi mandiri," singkatnya.
Dua TKI dari Malaysia Diobservasi
Sementara itu, mengantisipasi penyebaran wabah Covid-19, Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru memperketat arus berangkat dan kedatangan penumpang.
Selasa (31/3) pagi, didapat dua orang TKI Malaysia berlabuh di Pelabuhan Sungai Duku sekira pukul 04.00 WIB menggunakan Kapal Jelatik. TKI tersebut mulanya berlabuh di Tanjung Balai Karimun.
Kemudian, dua TKI tersebut diobservasi selama kurang lebih dua jam oleh Dishub Kota Pekanbaru. Lalu petugas KKP mengecek suhu pada pukul 06.30 WIB.
Dikatakan, Petugas Klinik Pelabuhan KKP Wilayah Kerja (Wilker) Sungai Duku Elvi Syukriwati, dua orang TKI itu akan menuju Medan dan Pelalawan. Keduanya hanya transit di Pekanbaru.
"Sebelum ke tempat tujuan, kedua TKI kami interogasi selama kurang lebih dua jam. Untuk suhu badan keduanya 37,5 dan 37,8 derajat celcius sehingga harus diiobservasi di ruang isolasi terlebih dulu," jelasnya pada Riau Pos.
Rincinya, administrasi TKI itu sudah dilengkapi dengan kartu kuning atau health alert card. Sejak kedatangannya dari Tanjung Balai Karimun. Lalu ke Selatpanjang hingga akhirnya sampai di Pelabuhan Sungai Duku.
"Kemudian untuk penumpang tujuan ke Medan suhunya 37,5 derajat celcius dan setelah diisolasi dua jam turun menjadi 36,7 celcius. Sedangkan tujuan Pelalawan dari suhu 37,8 menjadi 37,0," ulasnya.
Katanya, meski dibolehkan ke tempat tujuan, mereka harus isolasi diri selama 14 hari diri di rumah. "Harus isolasi diri, terlebih yang tujuan ke Pelalawan. Harus mandiri. Pakaian, tempat makan dan lainnya harus terpisah," ungkapnya.
Di hari yang sama dengan waktu berbeda, para santri dari Jawa Barat pun akan menuju ke Selatpanjang menggunakan kapal Jelatik. Keberangkatan pukul 15.00 WIB. Saat diperiksa dua orang dari rombongan mengalami suhu tubuh mencapai 37,5 derajat celcius.
"Setelah diketahui suhu tubuh 37,5 derajat celcius, maka mereka diobservasi. Meski dibolehkan pulang dua orang tersebut harus mengikuti prosedur seperti dua TKI sebelumnya," ucap Koordinator KKP Pelabuhan Sungai Duku Desrianto.(ali/s)