PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Sebanyak 23 ribuan warga Pekanbaru yang berisiko mengalami stunting sudah dilakukan pendamping oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Pekanbaru.
Menurut Kepala Disdalduk KB Kota Pekanbaru Muhammad Amin, Selasa (31/1) sejauh ini pemerintah kota telah memberikan pendampingan kepada 23 ribu orang yang berisiko stunting.
Di mana angka risiko stunting saat ini berkitar 75 ribu, 55 ribu itu disebabkan oleh masalah kesehatan dan 20 ribu lainnya disebabkan oleh faktor lingkungan. Selain itu, pendampingan yang dilakukan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) kepada ibu hamil dilakukan sejak usia kandungan 5 bulan hingga melahirkan yang nantinya juga akan dilanjutkan dengan pendamping masa nifas dan pemantauan tumbuh kembang anak hingga di 1.000 hari kelahirannya.
''Alhamdulillah kemarin kita baru saja selesai memberi pendampingan kepada salah seorang ibu hamil yang berisiko stunting. Alhamdulillah dari pendampingan, bayinya lahir dengan berat 3,4 kilo dan panjangnya 50 cm,'' ungkap Amin.
Dikatakan Amin lagi, untuk pendampingan anak yang masuk dalam risiko stunting berat badan anak tersebut berada dikisaran beratnya 2,5 kilo ke bawah dan panjang 48 cm. Hal ini lah salah satu upaya yang dilakukan oleh tim pendamping yang saat ini sudah membuahkan hasil karena pendamping yang dilakukan menunjukkan anak yang dilahirkan dalam kondisi sehat dan tidak berisiko stunting.
Pasalnya angka stunting di Pekanbaru sudah di angka 11,4 persen. Yang mana kondisi ini terus mengalami penurunan sejak tahun 2019 silam.
''Selain memberikan pendampingan, untuk menekan angka stunting ini kami juga terus berupaya melalui program perubahan perilaku, agar orang tua bisa mengatur pola makan anak lebih bergizi,'' tutupnya.(yls)
Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota