PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kondisi sejumlah jalan alternatif di Kota Pekanbaru yang rusak parah kian dikeluhkan oleh masyarakat. Ini tampak di sejumlah rusaknya jalan alternatif yang meng- hubungkan antara Jalan Tengku Bay ujung menuju Jalan Labersa Kelurahan Simpang Tiga, Bukit Raya bergelombang. Badan jalan pun berlubang di sejumlah sisinya.
Bahkan, kubangan lumpur tampak menyapa para pengendara yang melintas di persimpangan jalan tersebut. Belum lagi, saat musim penghujan tiba, menjadi kawasan langganan banjir. Titik itu juga merupakan satu-satunya alur air menuju ke parit besar yang ada di Jalan Labersa.
Idrus salah seorang warga mengatakan, permasalahan jalan rusak dan banjir di kawasan tersebut sudah sering dikeluhkan oleh warga. Namun, hingga kini belum tampak tindakan tegas dari pihak Kelurahan Simpang Tiga dan Camat Bukit Raya. "Sudah lama ini rusaknya. Karena sering dilintasi mobil-mobil besar. Sudah berkali-kali kami timbun dengan batu. Tapi rusak lagi,"ucapnya.
Di sisi lain, kondisi Jalan OK M Jamil samping Bandar Serai Pekanbaru tak kalah teruk. Jalan penghubung antara Jalan Datuk Setia Maharaja dan Jalan Sudirman ini sudah lama dibiarkan rusak. Pengendara pun sudah kesan harus ekstra hati-hati tatkala melewati jalan tersebut. Terlebih di musim hujan seperti saat ini. Jalan menjadi licin dan digenangi air.
Ini diakui oleh salah seorang pengendara, Heri. Ia mewakili pengendara lain mengaku sudah geram dengan kondisi jalan tersebut."Jalan rusak sudah sejak lama. Tidak pernah diperbaiki, kalau musim kemarau berdebu dan kalau musim hujan sudah seperti kubangan kerbau (digenangi air)," ujar warga Jalan Datuk Setia Maharaja, Kecamatan Bukit Raya yang kerap melintas, Kamis (30/1).
Terkait keluhan warga akan jalan rusak ini, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mengaku anggaran perbaikan jalan rusak minim. Khususnya anggaran tahun yang masuk dalam operasional rutin Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru tahun ini. Karena itu, perbaikan pun diminta dilakukan berdasarkan skala prioritas.
Tahun ini, anggaran operasional rutin tersebut berada diangka Rp9 miliar. Turun dari tahun 2019 yang berada diangka Rp12 miliar. Anggaran operasional rutin tahun ini juga akan dipergunakan untuk penyelesaian Jalan Badak ujung sepanjang 60 meter yang tak selesai dikerjakan tahun 2019.
Dikatakan Sekretaris Daerah Kota (Sekdako) Pekanbaru Drs HM Noer MBS SH MSi, Kamis (30/1), anggaran yang disiapkan tahun 2019 ini diutamakan untuk perbaikan maupun perawatan jalan berdasarkan skala prioritas.
''Dengan anggaran tersebut, tentu pimpinan maupun kami selaku TAPD, meminta Dinas PUPR melakukan perbaikan maupun perawatan jalan berdasarkan skala prioritas. Mana yang lebih memerlukan dan lebih utama, itu yang lebih dulu dikerjakan,'' paparnya.
Jika dirinci, tahun 2019 lalu Dinas PUPR Kota Pekanbaru mengelola anggaran total Rp435 miliar. Perbaikan jalan kala itu dialokasikan melalui kegiatan operasional rutin sekitar 2,8 persen atau Rp12 miliar. Dampaknya, hanya tiga jalan yang dilakukan pengaspalan ulang (overlay, red) yakni Jalan Pemuda, Dharma Bakti dan Suka Karya. Sisanya hanya dilakukan tambal sulam berdasarkan pemantauan lapangan laporan masyarakat yang masuk.
Tahun 2020 ini, kondisi belum menunjukkan situasi yang lebih baik. Secara umum, Dinas PUPR Kota Pekanbaru mengelola anggaran lebih kecil lagi, yakni sekitar Rp242 miliar. Jika dipersentasekan, besaran bagian anggaran yang diperuntukkan untuk perbaikan jalan memang membesar dari tahun lalu, yakni 3,7 persen. Namun, dari segi jumlah, besarannya menurun yakni hanya di angka Rp9 miliar.
M Noer melanjutkan, dengan jumlah anggaran untuk tahun 2020 tersebut belum mampu sepenuhnya untuk mengatasi seluruh perbaikan maupun perawatan jalan yang ada di Kota Pekanbaru. Namun, pihaknya akan berupaya memaksimalkan pekerjaan dengan jumlah anggaran yang tersedia.
''Kita coba cari uangnya untuk menutupi kekurangan tersebut. Kalau memang ada akan dianggarkan dalam APBD-P, untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum tuntas,'' singkatnya.(azr).
Laporan: M RIAU POS