Terowongan Pejalan Kaki Segera Difungsikan

Pekanbaru | Sabtu, 01 Februari 2020 - 10:24 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Perubahan fungsi terowongan yang ada di jalan layang atau flyover Simpang SKA dari u-turn kendaraan bermotor menjadi penyeberangan pejalan kaki ditargetkan berlaku Februari ini. Sebelum itu, akan dibangun pagar pengamanan dan zebra cross.

Ada dua terowongan di jalan layang ini. Satu di depan Mal SKA dan Mal Living World. Satunya lagi di sisi lain tak jauh di depan Mal Transmart. Terowongan yang akan dialih- fungsikan untuk pejalan kaki adalah yang berada di antara Mal SKA dengan Living World.


Dikatakan Kepala Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru Edi Sofyan, Jumat (31/1),  saat ini pihaknya tengah melakukan penganggaran untuk membangun pagar pengaman dan lain sebagainya. "Februari sudah kita fungsikan untuk pejalan kaki, saat ini dalam proses penganggaran," kata dia.

Terowongan tersebut akan didesain sebaik mungkin untuk pejalan kaki yang ingin menyebrang dari Living World menuju Mal SKA atau sebaliknya. Untuk itu Dishub akan membangun pagar pengaman agar kendaraan tidak bisa melintas. "Di situ akan dibangun pagar pengaman kemudian akan dibuat zebra cross seperti aturan lalu lintas semestinya," imbuhnya.

Selain itu, untuk ruas penyebrangan nantinya akan dilakukan pengecatan, dan dibuat garis-garis zebra cross. Hal ini mengingat lalu lintas yang padat di persimpangan tersebut agar tidak membahayakan pejalan kaki."Di situ kan ada lampu merah, maka Wajib kita buat zebra cross," tutupnya.

Sejak penggunaan jalan layang Simpang SKA diresmikan, fungsi terowongan memang tak pernah jelas. Disebut akan dijadikan u-turn, rekomendasi penggunaan tidak keluar. Belakangan, terowongan digunakan oleh masyarakat sebagai tempat penyeberangan, lokasi pedagang kaki lima berjualan hingga tempat ojek daring menunggu orderan.

Sebelumnya, saat awal jalan layang Simpang SKA difungsikan kritik terhadap terowongan itu disampaikan oleh Pengamat Sekaligus Guru Besar Prodi Teknik Sipil Universitas Islam Riau (UIR) Prof Dr Ir H Sugeng Wiyono MMT kepada Riau Pos. Dia menilai sejak awal ada ketidakcermatan disana hingga membuat fungsinya menjadi tidak maksimal. "Kalau tidak cermat sejak awal akan timbul seperti ini," kata dia.

Kondisi terowongan itu dari apa yang dia lihat memiliki beberapa catatan.yakni, dalam memperhitungkan ketinggian kendaraan. "Artinya yang diperbolehkan ke situ harus dibatasi.  Memunculkan kekhawatiran. Dari samping itu untuk u turn umum kurang layak, jadi hanya terbatas untuk mobil kecil, mobil penumpang.  Sebenarnya sih tidak bisa begitu. Kalau ditanya layak atau tidak, ya kurang layak," paparnya.

Yang membuat gorong-gorong itu tidak pas sambung dia adalah ketinggian. Sementara bentuk yang persegi secara teknis memang begitu"Karena kalau dibuat miring tidak memenuhi syarat teknis jadi lubang yang diatasnya ada perkerasan jalan. Cuma diujung sama pangkalnya gorong-gorong itu harus ada pelebaran perkerasan supaya truk besar bisa tidak mematahkan jika lewat," imbuhnya.(ali)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook