JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Tim polo air putra mencatat sejarah luar biasa pada ajang SEA Games. Untuk kali pertama sejak cabang olahraga ini bergulir pada 1965, Indonesia akhirnya sukses mendulang emas.
Sebelumnya, dalam 27 edisi terakhir, emas polo air putra selalu dikuasai oleh Singapura. Namun, pada SEA Games 2019 di Filipina ini, Indonesia menjadi negara pertama yang mematahkan dominasi tim negeri Singa.
Kepastian Merah Putih meraih emas pertama dalam sejarah ini ditentukan oleh dua hal. Pertama, kemenangan atas Malaysia dengan skor 14-7 di New Clark Aquatic Center, Clark, Jumat (29/11).
Kedua, pesaing terdekat Indonesia, Filipina hanya bermain imbang 6-6 melawan juara bertahan Singapura satu jam kemudian.
Hasil tersebut membuat Indonesia berada di puncak klasemen sementara dengan tujuh poin. Indonesia meraih tiga kemenangan dan satu imbang dalam empat pertadingan.
Rezza Aditya Putra dkk dipastikan tidak bisa dikejar oleh Filipina yang sejatinya masih menyisakan satu pertandingan melawan Malaysia, 1 Desember mendatang.
Tuan rumah baru mendulang empat poin. Jadi, pencapaian maksimal Filipina adalah perak. Jika bisa mengalahkan Malaysia, Filipina akan mengumpulkan enam poin.
Angka itu tidak akan terkejar oleh Singapura yang baru mengoleksi tiga poin. Format polo air putra adalah round robin setengah kompetisi.
"Perkembangan anak-anak luar biasa sejak saya kali pertama melatih di awal 2017. Saya kira tim ini punya masa depan yang bagus," kata pelatih kepala tim polo air Indonesia asal Serbia Milos Sakovic.
Keputusan PB PRSI merekrut Sakovic adalah langkah yang tepat. Dia didatangkan saat Indonesia akan berlaga di SEA Games 2017. Indonesia gagal meraih emas saat itu. Namun prospeknya sangat bagus karena poin kita dengan Singapura sama yakni tujuh angka.
Indonesia hanya mendapatkan perak karena kalah dalam selisih gol. Namun ketika itu Beby Willy Eka dkk berhasil menahan imbang Singapura dengan skor 4-4. Sakovic lantas melanjutkan kiprahnya di Asian Games 2018. Saat itu, Indonesia meraih satu kemenangan dan satu hasil imbang dalam empat pertandingan.
Sakovic adalah pilihan tepat karena dia berasal dari negara dengan tradisi kuat seperti Serbia. Negeri tersebut merupakan juara dunia polo air putra 2015 dan peraih medali emas Olimpiade Rio 2016.
"Bersyukur semua cabor yang saya datangi menang semua," kata Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari lantas tersenyum.
"Emas dari polo air ini semoga bisa menjadi pemicu yang lain untuk berprestasi," imbuhnya.
Kunci terbesar keberhasilan Indonesia meraih emas adalah ketika mereka mengalahkan Singapura dengan skor tipis 7-5, kemarin (28/11). Tambahan dua angka itu mengangkat moral para pemain untuk semakin bersemangat mengejar emas dengan mengalahkan Malaysia.
Apalagi, ini adalah kekalahan pertama Singapura dalam 54 tahun kiprah mereka di arena SEA Games!
"Kami sangat kecewa dengan kekalahan itu. Kami sudah berusaha dengan keras, namun tetap saja kalah," kata kapten tim Singapura Koh Jian Ying sebagaimana dikutip dari The Straits Times.
"Kekecewaan yang kami rasakan atas kekalahan (melawan Indonesia) ini lebih besar rasanya ketimbang tidak berhasil membawa pulang emas ke-28. Indonesia bermain sangat luar biasa dan kami tidak bermain maksimal. Namun, inilah olahraga. Semua hal bisa saja terjadi," tambah Koh yang sudah berpartisipasi dalam lima kali SEA Games itu.
Sumber : Jawapos.com
Editor : Rinaldi