Damailah Suporter Indonesia!

Olahraga | Selasa, 25 September 2018 - 12:30 WIB

Damailah Suporter Indonesia!
SUPORTER: Suporter Bobotoh saat memberikan dukungan kepada timnya.

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - SEORANG suporter Persija Jakarta, Haringga Sirilla, harus meregang nyawa saat hendak menyaksikan pertandingan Persib Bandung vs Persija Jakarta di Stadion GBLA, Bandung, Ahad (23/9).

Baca Juga :Mengenal Kearifan Budaya Lokal Masyarakat

Ketua Departemen Sport Inteligent PSSI Fary Djemi Francis mengucapkan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban. “Semoga almarhum diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa dan pihak keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” kata Fary, Senin (24/9).

Fary menyayangkan sekaligus mengecam keras aksi brutal yang dilakukan oknum suporter.

Tindakan main hakim sendiri adalah perilaku yang tidak terpuji, tidak manusiawi dan jauh dari nilai-nilai budaya sebagai bangsa Indonesia.

“Saya menuntut kepada aparat kepolisian agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal,” ungkap dia.

Ketua Fraksi Partai Gerindra di MPR itu mengatakan kejadian ini bukan kali pertama. Sudah kesekian kali korban dari kedua kubu berjatuhan setiap laga klasik ini berlangsung. “Bahkan, seringkali juga masyarakat biasa yang menjadi korban salah sasaran,” katanya.

Karena itu, Fary menyerukan kepada semua pihak khususnya kedua suporter yang kerap terlibat pertikaian agar mampu menahan diri dan mengakhiri konflik yang sudah berkepanjangan. “Kedua pihak harus sama-sama memiliki tekad yang kuat untuk berdamai agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan,” jelasnya.

Dia menambahkan sepakbola seharusnya menjadi alat pemersatu, bukan untuk memecah belah sesama anak kandung bangsa. Atmosfer sepakbola di Indonesia adalah yang terbaik di Asia Tenggara, mungkin juga di tingkat Asia.

“Jangan sampai animo masyarakat yang tinggi terhadap sepakbola ternoda oleh para oknum yang jauh dari nilai-nilai fairplay dan mengarah ke aksi kriminal,” ungkapnya.

Fary mengajak tingkatkan kualitas sepakbola. Baik dari segi prestasi, maupun kedewasaan dalam menonton di stadion. Potret sepakbola saat ini kian hari semakin diminati warga dunia. Hal ini nampak dari sejumlah pemain bintang yang bersedia merumput di Liga Indonesia. “Citra inilah yang harus kita jaga,” tegasnya.

Mari tetap datangi stadion untuk mendukung tim kesayangan, tapi bukan untuk mencerca pendukung klub lain. Apalagi sampai menjurus ke serangan fisik yang bisa menghilangkan nyawa orang.

“Ingat, tidak ada sepakbola seharga nyawa. Tim kesayangan boleh berbeda, tapi kita semua adalah saudara. Damailah suporter Indonesia. Majulah sepakbola Indonesia,” kata ketua Komisi V DPR itu.(boy)

(Laporan JPNN, Jakarta)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook