JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pada 11 Februari, pukul 22.37 WIB, pelatih ganda campuran pelatnas Richard Mainaky menerima pesan Whatsapp dari Tontowi Ahmad. Isinya mengejutkan. Peraih emas Olimpiade 2016 Rio itu ingin mundur dari pelatnas.
"Saya rencana kontrak habis mau ngundurin diri mau pensiun, makasih ya k icat (Kak Icad, sapaan buat Richard, red) udah bantu saya selama ini dari saya belum jadi apa-apa sampe sekarang,’’ tulisnya, dalam pesan yang ditunjukkan Richard kepada wartawan, Senin (24/2). "Nanti saya ke Cipayung ya k Icat. Sekali lagi terima kasih banyak, sampai saya menjadi seperti ini tidak lepas dari bantuan k Icat," sambungnya, disertai sederet emoji menangis.
Dari window percakapan tersebut, Richard tampaknya tidak langsung membalas pesan Owi, sapaan Tontowi. Jika rencana Owi benar dilaksanakan, maka dia akan mundur dari pelatnas bulan depan. Yakni Maret. Sebab, saat itulah kontraknya dengan sponsor selesai.
Saat menunjukkan Whatsapp itu, tidak terlihat ekspresi di wajah pelatih asal Ternate itu. Menurut dia, keputusan pensiun memang akan diambil oleh seorang atlet, cepat atau lambat. Namun, soal alasan kenapa Owi ingin pensiun begitu mendadak, saudara Rionny Mainaky itu menyatakan belum tahu.
"Dia belum sampaikan ke saya secara lisan. Tapi dia berencana ketemu dengan saya untuk berbicara soal itu," ucap Richard. Sejak sakit tifus pada 31 Januari lalu, sampai saat ini Owi belum bergabung lagi di pelatnas.
Owi sendiri, ketika dihubungi lewat pesan singkat, juga belum bersedia menjelaskan apapun. "Setelah resmi, saya bisa kasih jawaban. Untuk sementara saya belum bisa kasih tahu (alasannya)," tulis pemain 32 tahun tersebut.
Pemain kelahiran Banyumas itu memang sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja di pelatnas. Terutama setelah ditinggalkan Liliyana Natsir, pasangannya sejak 2010. Butet—sapaan Liliyana—pensiun pada Januari 2019. Setelah tiu, Owi dipasangkan dengan Winny Oktavina Kandow. Hasilnya belum terlihat. Prestasi terbaik mereka hanya menembus perempatfinal All England 2019.
Tahun ini, dia dicoba dengan Apriyani Rahayu, spesialis ganda putri. Tapi, karena Apri belum punya poin ganda campuran, peringkat mereka sangat jauh di bawah. Sulit ikut turnamen-turnamen tinggi. Mereka bisa terjun di Indonesia Masters 2020 Januari lalu karena ada yang mengundurkan diri.
Richard tentu menyayangkan keinginan Owi pensiun. Walau tidak ditargetkan tampil di Olimpiade 2020 Tokyo, kehadiran Owi diperlukan untuk membantu Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria E Widjaja yang kini sedang menghadapi babak kualifikasi.
"Kalau kita lihat ke depan, (peluang) Owi ke Olimpiade sudah cukup susah. Sudah nggak mungkin. Untuk pertandingan sama Apri juga tidak dapat karena ranking kurang. Kesempatan bertanding sulit. Sedangkan dia ada keperluan, punya keluarga," papar Richard. "Saya rasa di luar itu (pelatnas, red) dia sudah dapat yang lebih baik," tambah pelatih yang hobi menembak tersebut.
Bagi Richard, sosok Owi adalah pahlawan. Berkali-kali dia bercerita sambil menunjuk foto kala Owi bersama Butet meraih emas Olimpiade. Di sampingnya berjejer rapi foto-foto legenda ganda campuran Indonesia, antara lain Tri Kusharjanto/Minarti Timur, Nova Widianto/Liliyana Natsir, dan Praveen Jordan/Debby Susanto.(feb/na/jpg)