JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Perenang andalan Indonesia I Gede Siman Sudartawa membuktikan masih sebagai yang terbaik di nomornya. Kemarin, Siman menjadi yang tercepat di nomor 50 meter gaya punggung putra Jakarta Open Swimming Competition. Dia melesat dengan catatan waktu 25,90 detik.
Raihan tersebut lebih lambat 0,89 detik dari personal best miliknya 25,01 detik. Pada Jumat (19/10), Siman juga finis pertama di nomor 100 meter gaya punggung dengan waktu 56,7 detik. Lebih lambat 1,22 detik saat dirinya tampil di Asian Games 2018, Agustus lalu.
Secara fisik, perenang kelahiran Klungkung, Bali tersebut agak sedikit menurun. Bobot tubuhnya kini naik 3 kg. Dari semula 67 kg, kini menjadi 71 kg. ”Kekuatan ayunan lengan juga berkurang. Ya, setelah Asian Games sama sekali nggak pernah fitness,” ucap Siman saat ditemui kemarin. Hanya latihan renang selama seminggu sebelum turun di Jakarta Open.
Siman mengaku sudah melupakan kegagalannya meraih medali di pesta olahraga Asia itu. Kini, dia fokus menatap target berikutnya tahun depan. Perenang 24 tahun tersebut bertekad ingin meraih dua emas di SEA Games dan lolos kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang.
Hingga saat ini, dia fokus mempersiapkan diri menuju Kejuaraan Akuatik Dunia yang akan digeber di Gwangju, Korea Selatan pada 12 Juli-28 Juli nanti. Turnamen tersebut merupakan salah satu yang digunakan sebagai kualifikasi pesta olahraga dunia dua tahun mendatang. Meski, Siman juga tidak menampik ingin bisa bertanding lebih banyak di luar negeri.
”Ya tapi mau gimana lagi? Semuanya kembali ke dana. Yang jelas untuk kejuaraan dunia, Indonesia harus kirim. Karena saya masuk dalam kualifikasi,” jelas Siman. Dia tidak muluk-muluk untuk menarget medali. Yang penting masuk 10 besar dan mendapat tiket berlaga di Olimpiade 2020.
Siman sebenarnya tidak wajib untuk turun di turnamen kelas nasional. Hanya menjalankan pesan pelatih tim nasional Albert Susanto. Albert memberi libur kepada seluruh perenang elit yang berlaga di pesta olahraga se-Asia hingga akhir Desember 2018. Termasuk Siman. Selama itu pula, para perenang elit disarankan menjalani latihan mandiri dan mengikuti kompetisi lokal di daerah masing-masing demi menjaga performa.
Albert juga mewanti-wanti para atletnya untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti Indonesia Open Aquatic Championship 2018 pada Desember mendatang. Sebab, turnamen tersebut menjadi ajang seleksi skuad inti Indonesia untuk SEA Games 2019 Filipina. Dia akan memilih 20 hingga 24 perenang terbaik untuk menghuni timnas. ”Kalau nggak turun tidak akan masuk timnas,” ucapnya.
Albert tidak menampik Indonesia masih mengandalkan perenang elit untuk turun di multievent empat tahunan Asia Tenggara itu. Dia menilai, catatan waktu perenang muda yang ada dinilai belum bisa bersaing dengan perenang kelas Asia Tenggara lainnya.
Saat ini, empat orang perenang muda Merah Putih baru saja menjalani Youth Olympic Games di Buenos Aires, Argentina. Yakni, Azzahra Permatahani, Adinda Larasati Dewi, Farrel Armandio, dan Azel Helmi. Hasilnya, hanya Azzahra dan Adinda yang mampu menembus babak final di nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri.
Adinda berhasil meraih posisi ketujuh dengan waktu 2 menit 15,23 detik. Sedangkan, Azzahra finis kedelapan dengan raihan waktu 2 menit 17,03 detik. Selain itu, keduanya juga tercatat sebagai perenang eks-Asian Games.
Di bagian putra, nama-nama seperti Siman, Triady Fauzi, Glenn Victor Sutanto, dan Gagarin Nathaniel Yus masih menjadi andalan. Siman saat ini tercatat sebagai raja 50 meter gaya punggung Asia Tenggara dengan rekornya 25,2 detik. Sementara, Triady tak tergantikan di nomor 200 meter gaya ganti putra.(han/jpg)