PENGUKUHAN PENGPROV PSTI RIAU

PSTI Riau Akan Bekerja Keras Kembalikan Prestasi Sepaktakraw

Olahraga | Minggu, 19 Desember 2021 - 13:32 WIB

PSTI Riau Akan Bekerja Keras Kembalikan Prestasi Sepaktakraw
Para pengurus Pengprov PSTI Riau yang dikukuhkan oleh PB PSTI, Ahad (18/12/2021). (PSTI RIAU FOR RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Beban berat ditanggung Pengprov Persatuan Sepaktakraw Indonesia (PSTI) Riau untuk mengembalikan prestasi. Hasil kurang memuaskan di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 Papua Oktober lalu, harus dijadikan cambuk oleh para pengurus dengan melakukan pembinaan sedini mungkin.

PSTI Riau diharapkan bisa mencari formulasi terbaik agar bisa berjaya lagi di berbagai iven ke depan. PON 2024 yang akan digelar di Aceh dan Sumut, akan menjadi pembuktian apakah pembinaan dan kerja keras PSTI Riau sejak saat ini, berhasil atau tidak. Dalam pembinaan olahraga, muara akhirnya adalah prestasi. Jika hal itu tidak bisa didapatkan, maka pembinaan dianggap tidak berhasil.


Hal tersebut merupakan kesimpulan dari apa yang disampaikan oleh Kadispora Riau, Boby Rachmat; Ketua KONI Riau; dan Ketua PB PSTI, saat acara pelantikan dan pengukuhan pengurus Pengprov PSTI Riau periode 2021-2025 yang dipimpin Rudi Manurung SH MH CLA. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Pekanbaru, Sabtu (18/12/2021) malam.

Boby Rachmat menjelaskan, sepaktakraw adalah olahraga tradisional masyarakat Melayu Riau yang dimainkan di ceruk-ceruk kampung maupun kota yang ada di Riau. Sudah sejak lama secara nasional, Riau berprestasi di cabang olahraga ini, di berbagai iven tingkat nasional. Dari kejuaraan nasional hingga PON.

Di tim nasional Indonesia yang turun di berbagai iven internasional, hampir selalu ada pemain Riau di dalamnya. Di periode tahun 1970-1990-an, bahkan pemain-pemain Riau seperti "menguasai" tim nasional bersama Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menjadi musuh bebuyutan Riau ketika itu.

"Namun belakangan, kita kesulitan berprestasi, terutama di PON. Mohon maaf, di PON terakhir yang kita ikuti (PON 2021 Papua, red) sepaktakraw belum memberikan hasil yang signifikan. Ini harus menjadi bahan evaluasi dan cambuk untuk ke depan," ujar Boby.

Untuk itu Boby mengajak PSTI Riau dan KONI Riau saling bersinergi. Sebagai wakil Pemerintah Riau yang diamanahkan mengurus olahraga, pihaknya siap untuk membantu agar sepaktakraw Riau bisa berjaya lagi.

"Kita harus memakai sport science dalam membangun olahraga kita. Mulai dari pencarian bibit, melatihnya, hingga menentukan apakah sang atlet cocok atau tidak di bidang atau posisi yang dimainkannya. Dalam olahraga prestasi saat ini, sport science harus dilakukan," jelas Boby.

Hal senada juga disampaikan Sudarman Umar yang mewakili Ketua KONI Riau. Menurut Sudarman, sudah saatnya sepaktakraw melakukan pembenahan secara siginifikan. Kata Sudarman, untuk PON, sepaktakraw berhasil meraih emas terakhir di Kalimantan Timur pada PON 2008. Setelah itu, sepaktakraw selalu gagal menyumbangkan emas.

"Prestasi yang agak lumayan didapat di PON 2016 Jawa Barat. Sepaktakraw berhasil menyumbangkan 3 perak dan 1 perunggu. Tak ada cara lain bagi PSTI Riau selain bekerja keras melahirkan pemain-pemain baru dengan kualitas tinggi dan bisa bersaing dengan daerah lain," jelas Sudarman.

Sementara itu, Sekjen PB PSTI yang mewakili Ketua Umum Asnawi Abdulrachman, Herman Andi, tak memungkiri bahwa Riau adalah daerah yang punya prestasi segudang di cabang olahraga ini. Andi berharap, di bawah kepemimpinan Rudianto Manurung, sepaktakraw Riau kembali bangkit.

"Harus cari bibit yang berkualitas dan pembinaan yang benar. Saya yakin jika itu dilakukan akan lahir pemain-pemain hebat dari Riau dan yang pasti akan menguntungkan bagi Indonesia. Saya sangat tahu bahwa pemain-pemain Riau selalu ada di setiap tim nasional bertanding di berbagai iven nasional. Ini harus terus dipertahankan," jelas Herman Andi.

Ketua PSTI Riau, Rudianto Manurung, mengaku siap memikul tanggung jawab tersebut. Dia yakin, bersama pengurus yang sudah lama berkecimpung di sepaktakraw baik sebagai pemain maupun organisatoris, sepaktakraw Riau akan bangkit.

"Banyak hal yang ingin saya lakukan untuk itu. Saya yakin kami bisa bangkit dan berprestasi. Saya minta dukungan semua pihak agar sepaktakraw Riau bisa kembali berprestasi tinggi dan diperhitungkan lagi," jelas lelaki kelahiran Rokan Hulu ini.

Lelaki yang juga pengacara itu menambahkan, selain melakukan pembibitan secara berjenjang dan berkesinambungan, PSTI Riau juga akan menggelar berbagai iven, baik kejurda, kompetisi/liga, pelatihan intensif dan terprogram, dan mengirim para pemain ke berbagai iven nasional maupun internasional jika perlu.

Rudi mengaku senang, dalam iven terakhir setelah PON, yakni di UNJ Open di Jakarta akhir November lalu yang diikuti tim dan pemain-pemain terbaik Indonesia, tim sepaktakraw Unilak yang mewakili PSTI Riau berhasil meraih juara dengan satu medali emas dan satu perunggu di sektor putri.

"Artinya, itu menjelaskan bahwa pemain-pemain yang kami miliki punya kualitas dan bisa bersaing secara nasional. Hanya saja kami memang tetap perlu memperbaiki semuanya, termasuk mental bertanding," jelas Rudi.

Rudi juga mengaku siap berkoloborasi dengan seluruh pemangku kepentingan olahraga di Riau. Jika sinergi terbangun dengan baik, dia juga yakin bahwa prestasi yang merupakan hasil akhir pembinaan, akan didapatkan.

"Mari kita bersama-sama membangun sepaktakraw Riau," kata Rudi mengakhiri.

Laporan/Editor: Hary B Koriun (Pekanbaru)

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook