De Ligt Jago Build Up dan Tangguh Duel Udara

Olahraga | Kamis, 18 Juli 2019 - 09:37 WIB

TURIN (RIAUPOS.CO) -- Matthijs De Ligt sudah menjalani tes medis di Turin. Bek 19 tahun itu ditebus Juventus seharga 75 juta euro atau setara Rp1,17 triliun dari Ajax Amsterdam setelah melalui negoasiasi yang alot.

Apa yang membuat kapten Ajax tersebut layak dihargai setinggi itu? Dan apakah dia akan sesuai dengan kebutuhan Juventus di tangan Maurizio Sarri? Mantan pelatih Juventus dan AC Milan Fabio Capello punya jawabannya.

Baca Juga :Remaja Termahal sepanjang Masa Akhirnya Terungkap

”Apabila Juve merekrut De Ligt, maka selesai sudah (persaingan di Serie A). Sekali lagi. Dan kami akan langsung menuju ke musim berikutnya. Dia adalah bek terbaik yang ada saat ini. Dia membuat kalian bisa bertahan dengan dua pemain dan membebaskan fullback menyerang,” kata Capello kepada Corriere dello Sport.

Ya, Juventus memang memiliki duet bek tangguh dalam diri Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci. Kombinasi yang membuat pertahanan Nyonya Tua begitu solid. Masalahnya, keduanya sudah di atas kepala tiga, Chiellini, 34, dan Bonucci, 32.

Selain itu, Andrea Barzagli yang selama ini jadi pelapis keduanya memutuskan pensiun. Jadi, opsi bek tengah tinggal Merih Demirel, 21, yang baru dibeli dari Sassuolo. Dengan begitu kehadiran De Ligt bukan hanya jadi pelapis, melainkan bek utama.

Nantinya, dia bisa dikombinasikan dengan Chiellini atau Bonucci tergantung kebutuhan di lapangan. Dan, sesuai dengan gaya bermain Sarri di mana build up dimulai dari belakang, membuat De Ligt sebagai sosok yang sangat ideal.

Di luar kualitas bertahannya, De Ligt unggul dalam kemampuan build up permainan. Passingnya akurat. Bahkan, musim lalu bersama Ajax, dalam 33 pertandingan di Eredivisie Belanda, dia mencatat passing sukses sebanyak 89,9 persen.

Catatan yang lebih tinggi ketimbang Bonucci dengan 86,6 persen dan Chiellini 84,9 persen. Bukan hanya itu, kemampuan dribel De Ligt cukup istimewa, sehingga dia bisa menjadi penyambung ke lini tengah dan menyodorkan umpan kepada Miralem Pjanic dkk.

Musim lalu, Bonucci kerap melakukan kesalahan yang berujung kebobolan. Pengambilan posisinya saat lawan menyerang dan melepas umpan silang kurang tepat. Seringkali dia terlihat berada di depan penyerang lawan yang menanti umpan. Begitu bola lewat, Bonucci keteteran.

Selama ini Bonucci tergolong pemain yang piawai dalam membaca permainan dan pengambilan posisi. Namun, seiring usia, konsentrasi dan kecepatannya menurun. Kebetulan, De Ligt juga sosok bek yang handal dalam membaca permainan, mengambil posisi, dan maju melakukan intersep.

Musim lalu di Ajax, dia biasanya mengisi pos bek tengah bagian kanan dengan Daley Blind di bek tengah kiri. Gaya bertahannya sangat rapat menutup pergerakan lawan. Dia hanya akan melepas pengawalan begitu sadar Blind sudah melakukan cover.

Ketika lawan melakukan umpan silang, De Ligt kerap berdiri di belakang penyerang lawan, tapi sangat sigap berreaksi ketika berduel udara. Dengan tinggi 189 cm, De Ligt tergolong pemain dengan kemampuan duel udara yang bagus. Rata-rata dalam satu game, dia memenangi 3,9 duel udara.(jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook