JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Vaksin ketiga atau booster Covid-19 tengah menjadi perbincangan. Apalagi varian Omicron sudah masuk ke Tanah Air. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa ada beberapa vaksin yang dikaji untuk digunakan sebagai booster.
Kepala BPOM Penny K Lukito menyatakan bahwa lembaganya memberikan akses percepatan vaksin Covid-19 yang masih terus berkembang. Percepatan yang dilakukan BPOM tidak sembarangan.
Penny meyakinkan bahwa emergency use authorization (EUA) yang dikeluarkan oleh lembaganya memenuhi standar mutu.
"BPOM sudah memberikan EUA untuk 11 vaksin dan tiga jenis obat untuk Covid-19," katanya. Dia menambahkan sekarang ini sedang dilakukan penelitian obat-obat baru lainnya untuk terapi Covid-19. Pasca pemberian EUA, BPOM tak lepas tangan.
Pihaknya juga memantau vaksin dan obat tersebut setelah digunakan. Termasuk memperhatikan efek samping dan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Penny juga memberikan tanggapan terkait rencana pemerintah memberikan vaksin booster.
"BPOM telah berproses untuk mengeluarkan vaksin booster," ucap Penny. Vaksin-vaksin yang sudah registrasi adalah Pfizer, AstraZeneca, CoronaVac, dan Zilvax. Sementara yang tengah dalam proses adalah Sinopharm.
"Dalam waktu dekat semoga datanya keluar,"ungkapnya.
BPOM juga mengawal penelitian vaksin dalam negeri.Yakni vaksin merah putih yang kerjasama dengan PT Biotis dan Unair dan vaksin Covid-19 kerjasama Biofarma dan Baylor College Medicine. "Vaksin merah putih tengah persiapan uji klinis tahap 1," ucapnya.
Terpisah, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA) Bintang Puspayoga meminta agar cakupan vaksinasi untuk ibu hamil dan menyusui serta anak-anak juga menjadi prioritas. Mengingat, dalam Undang-Undang Penanggulangan Bencana, ibu hamil dan menyusui serta anak-anak masuk dalam kategori kelompok rentan bersama dengan penyandang disabilitas dan lansia. Sehingga, harus dilindungi melalui pemberian prioritas penyelamatan, evakuasi, pengamanan, pelayanan kesehatan dan psikososial.
Apalagi, lanjut dia, pandemi Covid-19 sebagai bencana non alam, turut memberikan dampak negatif paling banyak kepada kelompok rentan tersebut. Terutama, kepada anak. "Hal tersebut dikarenakan belum semua usia anak dapat divaksinasi, sementara anak di bawah 2 tahun belum diperbolehkan menggunakan masker," ujarnya.
Mengingat pentingnya hal tersebut, ia pun mendorong masyarakat untuk segera mendapat vaksin. Tak terkecuali, para orang tua agar segera membawa buah hatinya mendapatkan vaksinasi Covid-19. Dia pun turut mengapresiasi beragam inovasi kepala daerah dalam menyukseskan program vaksinasi ini. Misalnya, Bupati Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan inovasi bagi-bagi sembako bagi masyarakat yang mau divaksin.
Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni mengungkapkan, untuk mewujudkan percepatan vaksinasi ini butuh kolaborasi antar instansi. Sehingga, bisa mengatasi kendala yang terjadi di lapangan. "Kolaborasi menjadi sangat penting dan sangat bermanfaat bagi masyarakat," ungkapnya.
Saudi Terapkan Aturan Khusus
Salah satu negara yang mengalami peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron adalah Arab Saudi. Untuk menekan kasus tersebut, pemerintah Saudi kembali memberlakukan kebijakan khusus. Diantaranya adalah pemberlakuan kembali jarak saf salat berjamaah.
Kebijakan ini turut dirasakan sejumlah jamaah umrah asal Indonesia yang saat ini sedang berada di Madinah. Wakil Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) M. Azhar Gazali merasakan langsung adanya perubahan kebijakan tersebut.
"Mulai hari ini (kemarin, red) diberlakukan kembali jarak saf salat berjamaah. Sebelumnya saf sempat diperbolehkan rapat," katanya kemarin (30/12).
Pemerintah Saudi cukup serius terhadap kebijakan ini. Bagi jamaah yang melanggar aturan salat berjamaah dengan jarak, dikenai denda. Besaran dendanya sampai dengan 1.000 riyal atau sekitar Rp3,8 juta. Selain itu, Azhar mengatakan Saudi juga mengeluarkan kebijakan untuk seluruh warg menggunakan masker di tempat manapun. Aturan wajib mengenakan masker ini juga berlaku untuk jamaah umrah dari luar Arab Saudi. Dia mengakui kebijakan tersebut diambil karena ada peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron, khususnya di Arab Saudi.
Dia lantas menyampaikan jamaah umrah yang berasal dari pimpinan travel umrah sempat berkeliling hotel-hotel di sekitar Masjid Nabawi. Khususnya hotel yang selama ini jadi langganan jamaah asal Indonesia. Ternyata hotel-hotel langganan jamaah Indonesia banyak yang tutup akibat pandemi Covid-19. Banyaknya hotel yang tutup itu, menjadi perhatian khusus ketika nanti penyelenggaraan umrah dari Indonesia dibuka untuk masyarakat umum.
Azhar juga mengomentari kabar bahwa kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia, di antaranya impor dari Saudi.
"Kami sudah tekankan kepada seluruh jamaah tim advance umrah, untuk disiplin menjaga protokol kesehatan. Sehingga mereka tidak membawa varian Omicron ketika nanti pulang kembali ke Tanah Air," ujarnya.
Jamaah lainnya yang berada di Makkah adalah Sekjen Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (AMPUH) Indonesia Wawan Suhada. Dia mengatakan seluruh jamaah akan berangkat ke Makkah Jumat (31/12) untuk menjalankan ibadah umrah. Wawan juga mengomentari banyaknya kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia yang berasal dari Saudi.
"Menurut saya kni hal yang jasa dan wajar. Karena traffic kedatangan luar negeri berasal dari Timur Tengah cukup banyak," jelasnya.
Menurut dia yang labih diutamakan adalah vaksinasi di dalam negeri Indonesia harus terus dikebut. Baik itu vaksinasi dasar dua dosis maupun vaksinasi penguat atau booster.
"Di Arab Saudi sendiri saat ini sudah digalakkan vaksinasi booster," ungkapnya.
Wawan mengatakan pemerintah Indonesia seharusnya juga adaptif dengan kondisi Covid-19 saat ini. Misalnya mewajibkan vaksinasi booster untuk calon jamaah umrah. Begitupun kepada para pekerja migran, atau pelajar tujuan Saudi maupun negara Timur Tengah lainnya sebelum keberangkatan.(wan/mia/lyn/jpg)