JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto mengatakan pandemi Covid-19 telah melanda Indonesia selama sekitar 1,5 tahun. Pemerintah mengakui penanganan dampak Covid-19 harus dilakukan dengan cermat dan mempertimbangkan berbagai aspek dan pemerintah melihat secara helicopter view, tidak melihat secara parsial.
Airlangga mengatakan pemerintah mengakselerasi program vaksinasi agar segera tercapai kekebalan komunal atau herd immunity, karena diyakini bahwa vaksinasi memiliki peran sentral dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Program vaksinasi telah mencapai 66,5 juta vaksinasi, yang terdiri dari dosis pertama sejumlah 46,7 juta dan dosis kedua sebanyak 19,8 juta dosis.
"Tahun depan akan ditambahkan anggaran untuk memperbaiki fasilitas kesehatan, dan juga mendorong pengembangan vaksin dalam negeri dengan mengerahkan universitas atau perguruan tinggi tanah air untuk melakukan riset dan pengembangan untuk vaksin dan obat-obatan," ujar Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima Riau Pos, Kamis (29/7).
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pemerintah juga terus menggenjot testing, tracing, dan treatment (3T) dan menambah ketersediaan fasilitas layanan kesehatan serta menjaga ketersediaan oksigen dan memperbanyak persediaan obat-obatan.
Untuk memperkuat 3T, utamanya dalam meningkatkan tracing, pemerintah mendorong penggunaan aplikasi pedulilindungi untuk pelaksanaan digital tracing, dan penggunaan aplikasi Silacak untuk meningkatkan tracing yang akan dilakukan para tracer di daerah, terutama dari Babhinsa dan Bhabinkamtibmas.
Digital tracing atau pelacakan digital adalah upaya pemerintah untuk mengidentifikasi dan mendeteksi masyarakat melalui lacak data lokasi dan informasi secara digital. Aplikasi ini dihubungkan dan terintegrasi dengan sistem dan database yang ada di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan dengan menggunakan QR Code akan bisa melacak data masyarakat yang sudah tervaksinasi dan hasil testing (Tes PCR atau Swab Antigen).
"Hasil tracing dengan aplikasi PeduliLindungi akan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan treatment atau penanganan jika diperlukan. Penanganan ini tentunya dapat membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19," kata Menko Airlangga.
Masyarakat dapat mengunduh aplikasi PeduliLindungi di App Store atau Google Play dan kemudian harus mengaktifkan data lokasi (karena aplikasi ini berbasis GPS), sehingga secara berkala dapat melakukan identifikasi lokasi serta memberikan informasi terkait dengan tingkat risiko lokasi dan zonasi penyebaran Covid-19.
Selain itu, aplikasi PeduliLindungi juga akan terus didorong untuk digunakan sebagai alat dalam melakukan screening bagi masyarakat yang akan melakukan mobilitas (perjalanan udara, kereta api dan lainnya), dan akan digunakan sebagai venue check-in untuk masyarakat yang akan melakukan aktivitas atau memasuki tempat-tempat umum (mal, restoran, toko, bandara, stasiun, tempat wisata, dan lainnya).
Berdasarkan sejumlah indikator kasus Covid-19 yang dilihat dari jumlah kasus aktif, konfirmasi harian, tingkat kematian, positivity rate dan Bed Occupancy Rate (BOR), sejumlah wilayah di luar Jawa dan Bali masih belum menunjukkan tren penurunan atau perbaikan. Pemerintah pun terus meningkatkan berbagai upaya untuk mengendalikan laju lonjakan kasus aktif, antara lain dengan; Pertama, upaya di hulu yaitu peningkatan 3M, terutama memakai masker perlu terus digalakkan, dan didukung dengan program pembagian masker.
Kedua, untuk mendorong percepatan vaksinasi di daerah-daerah dengan kasus aktif tertinggi, Kemenkes akan mendorong distribusi dan suplai vaksin ke daerah. Ketiga, dalam pelaksanaan 3T, testing perlu ditingkatkan (sesuai target dalam InMendagri), tracing dengan peningkatan tracer dan digital tracing. Keempat, upaya di hilir dengan mengendalikan BOR, kemudian daerah dengan BOR tinggi harus meningkatkan konversi TT untuk Covid-19, serta meningkatkan fasilitas isolasi.
"Untuk di daerah dengan angka kasus tinggi, akan dilakukan percepatan vaksinasi, dan peningkatan kapasitas TT untuk Covid-19 melalui konversi TT di RS, serta penyediaan fasilitas isolasi. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan obat-obatan, Pemerintah melakukan penanganan terkoordinasi melalui Satgas dan juga telah mempermudah importasinya apabila diperlukan," ujar Menko Airlangga.(egp/ist)