JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hasil Pertemuan Menteri Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community Council (AECC) ke-22, Ahad (7/5). Untuk diketahui, pertemuan ini merupakan persiapan untuk pembahasan dalam KTT ASEAN ke-42 yang akan dipimpin oleh Presiden Jokowi pada Rabu dan Kamis, 10-11 Mei 2023 mendatang di Labuan Bajo, NTT, khususnya terkait isu-isu di bidang ekonomi.
Airlangga menyebut ada dua inisiatif Indonesia yang telah disepakati para menteri kawasan, yakni terkait ekosistem kendaraan listrik dan konektivitas pembayaran regional dengan uang lokal di negara-negara anggota ASEAN.
"Pada kesempatan ini, para menteri sepakat untuk mendukung dua dokumen inisiatif
Indonesia untuk diadopsi oleh para Kepala Negara di KTT ke-42," kata Airlangga dalam konferensi pers di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Ahad (7/5).
Airlangga merinci dua hal yang telah disepakati, yaitu ASEAN Leaders’ Declaration on Developing Regional Electric Vehicle Ecosystem. Airlangga menyebut kesepakatan ini akan menjadi panduan kerja sama dan kolaborasi untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik yang memenuhi standar yang sama di ASEAN, aman, efisien, dan berkelanjutan di kawasan.
Kedua, ASEAN Leaders’ Declaration on Advancing Regional Payment Connectivity and Local Currency Transaction Mechanism. "Dalam kesepakatan ini nantinya akan mendukung penguatan stabilitas keuangan serta meningkatkan integrasi ekonomi kawasan," ujarnya.
Tak hanya itu, ada juga pembahasan sejumlah isu penting dalam AECC yang digelar selama dua hari. Di antaranya, para menteri yang membahas kondisi ekonomi saat ini yang mempengaruhi integrasi kawasan.
Diketahui, pertumbuhan ekonomi ASEAN diperkirakan sebesar 4,7 persen di tahun 2023 dan 5,0 persen di tahun 2024. Hal tersebut tentu menjadikan ASEAN sebagai bright spot on the dark horizon.
Menurut Airlangga, para menteri juga membahas perkembangan dari 16 prioritas ekonomi atau Priority Economic Deliverables yang diangkat Indonesia dan bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan konektivitas, serta mengakselerasi transformasi digital.
Pihaknya juga mencatat perkembangan positif dari capaian prioritas, terutama terkait penandatangan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) Upgrading serta peluncuran ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance Versi 2 yang telah memasuki tahap akhir implementasi.(jpg)